Rabu 09 Feb 2022 19:26 WIB

Puluhan Ribu Anak Muda Dilatih Jadi Pengusaha Mandiri

Pengusaha kecil atau usaha mikro berkontribusi pada ekonomi lokal.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pengunjung memilih makanan kemasan pada pameran produk karya penyandang disabilitas memperingati Hari Disabilitas Internasional di Balai Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (3/12/2021). Pemerintah daerah setempat bersama United States Agency International Development (USAID) memberikan program Jadi Pengusaha Mandiri (JAPRI) melalui pelatihan kewirausahaan bagi penyandang disabilitas.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Pengunjung memilih makanan kemasan pada pameran produk karya penyandang disabilitas memperingati Hari Disabilitas Internasional di Balai Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (3/12/2021). Pemerintah daerah setempat bersama United States Agency International Development (USAID) memberikan program Jadi Pengusaha Mandiri (JAPRI) melalui pelatihan kewirausahaan bagi penyandang disabilitas.

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Kerja sama antara Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam program Jadi Pengusaha Mandiri (Japri) resmi ditutup. Kemitraan yang berjalan lima tahun tersebut, telah membantu lebih dari 24 ribu anak muda, perempuan, dan kaum disbilitas memulai usaha atau meningkatkan penghasilan.

Direktur USAID Jeff Cohen menjelaskan, melalui program USAID JAPRI pemerintah AS telah menggelontorkan 4,4 juta dolar AS. Anggaran tersebut difokuskan untuk pelatihan, mentoring, dan fasilitasi peluang dana bagi anak muda, perempuan, dan penyandang disabilitas untuk mewujudkan impian kewirausahaan.

Baca Juga

USAID memberikan dana awal sebesar 110.000 dolar AA kepada 850 perempuan dan penyandang disabilitas untuk membantu memulai usaha baru atau membantu memulihkan pendapatan yang terdampak Covid-19. USAID juga diakuinya telah meningkatkan keterampilan literasi digital di antara pelatih dan wirausaha lokal agar usahanya lebih bisa bertahan.

“Ini untuk mengakhiri diskriminasi dan mempromosikan kesempatan yang sama bagi ribuan anak muda, perempuan, dan penyandang disabilitas untuk membantu mereka mewujudkan potensi ekonomi sepenuhnya, membangun usaha kecil, dan mendapat penghasilan yang lebih baik,” kata Jeff di Hotel Grand Mercure, Surabaya, Rabu (9/2).

Jeff menjelaskan, pengusaha kecil atau usaha mikro berkontribusi pada ekonomi lokal dengan membawa pertumbuhan dan inovasi ke komunitas tempat mereka beroperasi. Usaha mikro juga membantu merangsang pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan lapangan kerja.

“Visi kami adalah dunia yang sejahtera dan damai dimana perempuan dan penyandang disabilitas menikmati kesempatan ekonomi yang sama dan sama-sama diberdayakan untuk mengamankan kehidupan bagi diri mereka sendiri dan keluarga mereka,” ujarnya.

Jeff menjelaskan, lima tahun berjalan, program tersebut difokuskan di Trenggalek, Kediri, dan Blitar. Fokus utama program tersebut adalah memberikan pelatihan dan pendampingan bisnis terhadap para pemuda, kaum perempuan, dan kelompok disabilitas. Tujuan utamanya adalah kemandirian ekonomi.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan, program tersebut mulai dijalankan saat dirinya masih menjabat bupati Trenggalek. Program ini menjadi menarik karena sasaran utamanya adalah pemuda, kaum perempuan dan kelompok disabilitas yang merupakan bagian dari keluarga dengan ekonomi lemah.

"Kemudian workshop yang digelar bukan sekali dua kali. Mereka juga membimbing kewirausahaan bukan sekali dua kali tapi berkelanjutan. Makanya saya sangat antusias untuk Japri karena membawa optimisme," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement