Senin 21 Feb 2022 17:24 WIB

Minyak Goreng Langka di DIY Akibat 'Panic Buying'

Upaya mengantisipasi potensi terjadinya penimbunan minyak goreng juga dilakukan

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pekerja merapihkan stok minyak goreng kemasan di toko kelontong Pasar Kranggan, Yogyakarta, Ahad (20/2/2022). Minyak goreng masih langka di pasaran Yogyakarta. Pedagang juga mengakui pembelian minyak goreng untuk stok toko juga dibatasi. Sehingga toko kelontong juga membatasi pembelian oleh konsumen.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pekerja merapihkan stok minyak goreng kemasan di toko kelontong Pasar Kranggan, Yogyakarta, Ahad (20/2/2022). Minyak goreng masih langka di pasaran Yogyakarta. Pedagang juga mengakui pembelian minyak goreng untuk stok toko juga dibatasi. Sehingga toko kelontong juga membatasi pembelian oleh konsumen.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kelangkaan minyak goreng turut terjadi di wilayah DIY. Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY, Yuna Pancawati menyebut, kelangkaan ini terjadi karena adanya panic buying di tengah masyarakat.

Ia menyebut, ketersediaan minyak goreng sudah aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat, baik yang ada di pasar tradisional maupun ritel modern. Namun, dikarenakan adanya panic buying, ketersediaan minyak goreng di pasaran pun cepat habis.

"Memang pasokan sudah cukup yang di pasar-pasar itu, juga di toko-toko modern juga cukup. Dari masyarakat itu ada kepanikan sendiri, sehingga mereka itu membeli dengan panik. Supply dan demand itu tidak selaras, kepanikan dari masyarakat ini yang jadi menambah pasokan jarang di pasaran," kata Yuna kepada Republika.co.id, Senin (21/2/2022).

Yuna menuturkan, banyak masyarakat yang membeli minyak goreng dalam jumlah besar. Bahkan, katanya, di beberapa daerah masyarakat sampai antre panjang untuk membeli minyak goreng.

"Misalnya satu keluarga membeli misalnya empat atau lima, tapi ada ibunya, bapaknya, anaknya. Jangan sampai ada kepanikan karena stok sudah cukup," tambahnya.  

Ia pun meminta agar masyarakat tidak panic buying. Pihaknya bersama Satgas Pangan DIY juga rutin melakukan pemantauan agar harga  maupun ketersediaan minyak goreng ini mencukupi untuk masyarakat.

"Disperindag DIY tiap hari juga ada pemantauan harga agar jangan sampai kenaikan harga menjadi pemicu ketidakstabilan," ujarnya.

Upaya untuk mengantisipasi potensi terjadinya penimbunan minyak goreng juga dilakukan. Pasalnya, di sejumlah daerah ditemukan ada oknum-oknum yang menimbun minyak goreng.

"Kita selalu bersama-sama juga dengan Satgas Pangan untuk selalu menjaga hal tersebut jangan sampai ada penimbunan, baik itu di tingkat distributor maupun di tingkat penjual," jelas Yuna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement