Kamis 24 Feb 2022 05:19 WIB

Dosen UMM Berdayakan Masyarakat melalui Wisata Taman Bunga Banjarsekar

para pengunjung bisa datang melihat koleksi bunga serta berswafoto.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Pradana Boy tengah mengembangkan wisata Taman Bunga Banjar Sekar di Dusun Mencorek Desa Sendangharjo, Lamongan, Jawa Timur.
Foto: Dok. Humas UMM
Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Pradana Boy tengah mengembangkan wisata Taman Bunga Banjar Sekar di Dusun Mencorek Desa Sendangharjo, Lamongan, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Pradana Boy tengah mengembangkan wisata Taman Bunga Banjar Sekar di Dusun Mencorek Desa Sendangharjo, Lamongan. Kegiatan ini bertujuan guna menciptakan masyarakat sejahtera di masa mendatang.

Pria disapa Boy ini menilai pertanian di Dusun Mencorek tidak begitu berkembang dan sangat konvensional. Untung atau rugi tidak masyarakat pedulikan karena tidak ada pilihan pekerjaan lain selain bertani. Ini membuat Boy berinisiatif merintis dan menjalankan wisata alam dengan memberdayakan masyarakat dusun setempat.

Baca Juga

“Dengan begitu, warga di sekitar wisata taman itu memiliki pilihan pekerjaan yang lain bisa digeluti untuk memenuhi kebutuhan hidup,” katanya dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (23/2/2022).

Pada awal perintisan 2021, taman tersebut masih dibangun dengan konsep seadanya. Seiring berjalannya waktu, beberapa keluarga Boy yang tinggal di dekat lokasi juga turut membantu dengan menanam beberapa jenis bunga. Salah satunya yakni aneka jenis bunga matahari yang ditanam di lahan seluas 1500 meter persegi. 

Saat ini, bunga-bunga tersebut mulai bermekaran dan memancing orang untuk datang menikmatinya. Hanya dengan Rp 5000, para pengunjung bisa datang melihat koleksi bunga serta berswafoto bersama kerabat atau keluarga.

Selama pengembangan taman bunga ini, Boy mengaku, menghadapi beberapa kendala. Ada sebagian varian bunga matahari yang ditanam tidak tumbuh. Umur bunga tersebut juga tidak begitu panjang sehingga harus ada variasi bunga yang disediakan pada musim tanam. 

Ada pula kendala sosiologis yakni sindirian dan cibiran dari masyarakat. Namun, Boy tidak mengindahkannya dan yakin gagasan yang ia realisasikan akan berhasil.

Pria asli Mencorek, Lamongan ini berharap taman bunga Banjarsekar ini dapat menjadi prototipe wisata lingkungan di Dusun Mencorek, Kabupaten Lamongan. Selain itu juga bisa menjadi wadah pembelajaran dan penjelasan terkait jenis-jenis bunga. Bahkan mungkin juga bisa dikembangkan menjadi pusat riset bunga.

Menurut Boy, taman bungan ini juga dapat menjadi wadah pemberdayaan ekonomi masyarakat Dusun Mencorek. Sebab itu, dia berencana akan meningkatkan dan melengkapinya sehingga dapat menjadi pusat pembibitan bunga. Dengan begitu, pengunjung juga bisa membawa oleh-oleh yang dapat ditanam di rumah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement