Kamis 03 Mar 2022 14:29 WIB

Porda dan Peparda di Sleman, Libatkan Sekitar 4.000 Atlet

Persiapan sudah dilakukan Sleman yang akan menjadi tuan rumah sejak 2019.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Porda dan Peparda di Sleman, Libatkan Sekitar 4.000 Atlet (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Porda dan Peparda di Sleman, Libatkan Sekitar 4.000 Atlet (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Pemkab Sleman terus mematangkan persiapan Pekan Olahraga Daerah (Porda) dan Pekan Paralimpik Daerah (Peparda) DIY. Jika kasus Covid-19 di DIY, terutama Kabupaten Sleman terkendali, kedua agenda rencananya digelar 1-9 September 2022.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman, Agung Armawanta mengatakan, persiapan sudah dilakukan Sleman yang akan menjadi tuan rumah sejak 2019. Baik untuk opening ceremony dan closing ceremony, maupun venue-venue yang digunakan.

Baca Juga

Rencananya, akan ada 45 cabang olahraga (cabor) yang akan dipertandingkan dalam Porda, dan 11 cabor yang akan dipertandingkan di Peparda. Sebagian besar cabor akan diadakan di Sleman, dan ada beberapa cabor yang dihelat di luar Sleman.

Dana hibah telah pula dicairkan sejak Februari 2022, sehingga pelatihan-pelatihan sudah bisa dilaksanakan. Agung mengingatkan, perlu kerja sama dari seluruh elemen untuk menyukseskan kedua agenda yang diperkirakan melibatkan sekitar 4.000 atlet.

Sebab, tidak cuma dibutuhkan dari Pemkab Sleman sebagai tuan rumah, tapi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan National Paralympic Committee (NPC). Serta, Satgas Penanganan Covid-19 Nasional untuk petunjuk pelaksanaan lapangan nantinya.

"Kami berharap kita bisa lebih baik lagi, kita akan berusaha untuk tetap sembada. Pada 2017 kita juara, 2019 kita juara dan 2022 kita tetap berharap tetap sembada," kata Agung, Kamis (3/3).

Perbaikan venue-venue sudah dilakukan agar siap digunakan. Beberapa lokasi di Kabupaten Sleman yang akan digunakan untuk pertandingan seperti Gedung Kesenian, Gedung Serbaguna, GOR Pangukan, GOR UNY, GOR Klebengan dan Stadion Maguwoharjo.

Agung menjelaskan, cabor-cabor yang dipertandingkan memiliki dua kriteria, yang membutuhkan penonton dan ada pula yang tidak terlalu membutuhkan penonton. Misal, sepak bola, basket, voli dan bulu tangkis yang memang sangat memerlukan penonton.

Tapi, ia menerangkan, ada pula cabor-cabor yang dirasa tidak terlalu membutuhkan kehadiran penonton dan biasanya membutuhkan konsentrasi tinggi seperti catur dan memanah. Sekalipun ada, biasanya jauh dan tidak banyak diizinkan membuat suara.

"Jika dikehendaki adanya penonton dimungkinkan jumlahnya dibatasi, tapi yang penting semuanya telah memenuhi standar protokol kesehatan, termasuk lewat Peduli Lindungi ," ujar Agung. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement