Kamis 03 Mar 2022 16:58 WIB

BI DIY Sebut Implementasi HET Minyak Goreng Efektif Jaga Inflasi

Penerapan HET minyak goreng dijalankan sejak awal Februari.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Beberapa stok minyak goreng kemasan di toko kelontong Pasar Kranggan, Yogyakarta, Ahad (20/2/2022). Minyak goreng masih langka di pasaran Yogyakarta. Pedagang juga mengakui pembelian minyak goreng untuk stok toko juga dibatasi. Sehingga toko kelontong juga membatasi pembelian oleh konsumen.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Beberapa stok minyak goreng kemasan di toko kelontong Pasar Kranggan, Yogyakarta, Ahad (20/2/2022). Minyak goreng masih langka di pasaran Yogyakarta. Pedagang juga mengakui pembelian minyak goreng untuk stok toko juga dibatasi. Sehingga toko kelontong juga membatasi pembelian oleh konsumen.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bank Indonesia (BI) DIY menyebut penerapan kebijakan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng efektif dalam menjaga inflasi DIY pada Februari 2022. Implementasi HET minyak goreng ini dijalankan sejak awal Februari.

Kepala Perwakilan BI DIY, Budiharto Setyawan mengatakan, inflasi DIY pada Februari tercatat 0,05 persen (mtm) atau 2,25 persen (yoy). Inflasi ini lebih rendah dibandingkan inflasi pada Januari yang mencapai 0,59 persen (mtm) atau 2,34 persen (yoy).

"Dengan capaian tersebut, inflasi DIY secara keseluruhan pada 2022 berada pada level 0,64 persen (ytd), serta masih sejalan dengan sasaran inflasi yang ditetapkan pada 3±1 persen (yoy)," kata Budiharto dalam keterangan resminya, Rabu (2/3/2022) malam.

Ia menjelaskan, peningkatan inflasi DIY pada Februari tertahan oleh deflasi berbagai komoditas pada kelompok pangan bergejolak (volatile foods). Deflasi terutama disebabkan oleh penurunan harga telur ayam ras, minyak goreng, daging ayam ras, cabai merah, serta cabai rawit.

Sedangkan komoditas daging ayam dan telur ayam ras mengalami penurunan permintaan. Hal ini seiring terbatasnya mobilitas masyarakat akibat peningkatan kasus Covid-19 di DIY. "Berturut-turut komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras turun 12,51 persen (mtm) dan 5,59 persen (mtm)," ujarnya.

Sejalan dengan deflasi pada telur ayam dan daging ayam, intervensi pemerintah dalam menstabilkan harga minyak goreng melalui penetapan HET, monitoring yang kuat, serta operasi pasar oleh pemda juga dinilai berhasil menurunkan harga minyak goreng di DIY yakni 9,3 persen (mtm).

"Komoditas pangan bergejolak lainnya, cabai merah dan cabai rawit juga tercatat mengalami deflasi masing-masing 10,51 persen (mtm) dan 26,80 persen (mtm), sejalan dengan menurunnya permintaan di Februari," jelas Budiharto.

Melihat kondisi saat ini, pihaknya memprediksi bahwa kondisi inflasi di DIY ke depannya masih berada pada sasaran yang ditetapkan. Meskipun begitu, pihaknya bersama TPID DIY tetap mewaspadai dinamika perekonomian global yang berpotensi mendorong peningkatan inflasi dalam negeri.

"Utamanya dari kelompok energi dan kelompok barang-barang imported inflations, serta dampaknya terhadap kelompok inti," tambahnya.

Ia menuturkan, koordinasi antara BI dan TPID DIY, serta pemantauan akan terus dilakukan untuk menjaga inflasi di DIY. Termasuk menyiapkan langkah-langkah dalam rangka menjaga stabilitas harga.

"Selain itu TPID DIY dalam jangka panjang juga terus memperkuat koordinasi kebijakan guna menjaga daya beli masyarakat, sekaligus mampu mendorong perekonomian DIY," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement