Selasa 08 Mar 2022 17:18 WIB

Kelangkaan Minyak Goreng Berlanjut, Ini Upaya Pemkab Semarang

Monitoring dilakukan di semua pasar tradisional di wilayah setempat.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha melayani penukaran kupon pada pelaksanaan operasi pasar minyak goreng di pasar Babadan, Kabupaten Semarang, Selasa (8/3). Operasi pasar kali ini menjual 480 liter minyak goreng dalam kemasan kepada warga pasar dan masyarakat di sekitar pasar tersebut.
Foto: Republika/bowo pribadi
Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha melayani penukaran kupon pada pelaksanaan operasi pasar minyak goreng di pasar Babadan, Kabupaten Semarang, Selasa (8/3). Operasi pasar kali ini menjual 480 liter minyak goreng dalam kemasan kepada warga pasar dan masyarakat di sekitar pasar tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kelangkaan minyak goreng yang masih berlangsung di tengah-tengah masyarakat. Terkait kondisi itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang, Jawa Tengah, pun terus berupaya melakukan monitoring serta pengawasan di lapangan.

Dari monitoring dan pengawasan ini, pemkab akan mengupayakan agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dan masyarakat tidak kesulitan mengakses minyak goreng untuk kebutuhannya.

Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha mengungkapkan, kelangkaan minyak goreng memang masih menjadi persoalan bagi warga di daerahnya. Langkah pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) saat ini dilakukan dengan operasi pasar.

Berupa menjual minyak goreng dalam kemasan dengan harga Rp 14 ribu per liter. “Hari ini ada 4.800 liter minyak goreng dalam kemasan yang dijual dengan harga sesuai HET Rp 14 ribu per liter dan pembeli juga mendapatkan bonus masker,” ungkapnya, di sela pelaksanaan operasi pasar minyak goreng di Pasar Babadan, Kabupaten Semarang, Selasa (8/3/2022).

Harapannya, lanjut bupati, selain bisa mendapatkan minyak goreng, masyarakat juga diingatkan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19 di lingkungannya masing-masing.

Menurut Ngesti, pemkab terus melakukan monitoring terkait keberadaan minyak goreng di tengah-tengah masyarakat. Termasuk juga dengan memantau harga serta ketersediaan berbagai kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) yang lain.

Apalagi bulan depan sudah memasuki Ramadhan dan berikutnya Idul Fitri. Monitoring dilakukan di semua pasar tradisional yang ada di wilayah Kabupaten Semarang guna menjamin agar kebutuhan masyarakat tetap aman.

“Yang terpenting di masyarakat tidak terjadi gejolak akibat kelangkaan maupun kenaikan harga kebutuhan pokok,” tegasnya.

Terpisah, Ketua DPRD Kabupaten Semarang, Bondan Marutohening menyampaikan, terkait kelangkaan minyak goreng, Menteri Perdagangan saja masih sulit untuk menemukan mengapa minyak goreng bisa langka.

Namun dengan langkah-langkah yang diambil, salah satunya dengan operasi pasar, kemudian mengimbau kepada masyarakat dan distributor untuk tidak menimbun minyak goreng setidaknya bisa membantu.

Karena aksi penimbunan juga akan mengakibatkan kelangkaan minyak goreng hingga pada saat masyarakat sangat membutuhkan, harga minyak goreng di pasaran menjadi tidak terkendali lagi.

“Kita berharap operasi pasar seperti ini dilakukan terus sampai harga minyak goreng stabil dan ketersediaan stok minyak goreng untuk kebutuhan masyarakat kembali normal,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement