Rabu 16 Mar 2022 16:48 WIB

Tim Monitoring Kepolisian: Harga Minyak Goreng di Tingkat Pengecer tak Terkendali

Polres Semarang telah membentuk tim pengawasan dan monitoring.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Tim Monitoring Kepolisian: Harga Minyak Goreng di Tingkat Pengecer tak Terkendali (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Tim Monitoring Kepolisian: Harga Minyak Goreng di Tingkat Pengecer tak Terkendali (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Harga minyak goreng dalam kemasan di wilayah Kabupaten Semarang masih fluktuatif dan cenderung tinggi di tingkat pengecer. Selain itu, pasokan minyak goreng dari produsen masih tersendat sampai dengan hari ini.

Hal ini menjadi temuan lapangan tim pengawasan dan monitoring jajaran aparat kepolisian, dari sejumlah wilayah di Kabupaten Semarang, jawa Tengah.

Baca Juga

Kapolres Semarang, AKBP Yovan Fatika HA yang dikonfirmasi mengungkapkan, menyikapi persoalan kelangkaan minyak goreng yang ada di tengah- tengah masyarakat, Polres Semarang telah membentuk tim pengawasan dan monitoring dengan melibatkan jajaran polsek wilayah.

Rabu (16/3) ini, tim bergerak langsung melaksanakan tugas dengan melakukan monitoring di berbagai wilayah (kecamatan) yang ada di Kabupaten Semarang.

Tim bertugas untuk mengecek langsung ketersediaan minyak goreng, baik yang ada di gudang distributor, agen termasuk di toko- toko pengecer di pasar tradisional maupun pasar moderen.

Berdasarkan hasil pengecekan dan monitoring, memang ditemukan beberapa perbedaan harga yang ada di sejumlah kecamatan di Kabupaten Semarang. “Range (kisaran) harga minyak goreng ini antara  Rp 14.000 sampai dengan Rp 20.000 per liter.

Selain itu, sejumlah gudang distributor juga mengalami ketersendatan pasokan minyak goreng dari produsen, salah satunya dari hasil pengecekan di CV Mega Makmur yang berada di wilayah Kecamatan Bawen.

CV Mega Makmur ini merupakan gudang penampungan dari dua produsen besar minyak goreng dalam kemasan yang ada di Gresik dan Sidoarjo, Jawa Timur.

Sebelum minyak goreng mengalami kelangkaan, gudang distributor ini bisa mendapatkan pasokan 10 hingga 13 truk kontainer --dengan kapasitas tiap container 2.200 – 2.500 karton minyak goreng kemasan—setiap pecan, di mana satu karton bersisi 12 botol minyak goreng dalam kemasan.

Namun untuk saat ini, gudang tersebut hanya menerima pengiriman 5 – 7 truk kontainer per pekan. “Kenapa demikian, karena memang pengiriman dari produsen saat ini juga terus berkurang,” jelas kapolres.

Tim monitoring, lanjutnya, di tempat lain bahkan menemukan salah satu toko di daerah Kecamatan Suruh, yang menjual minyak goreng kemasan dengan merek tertentu dengan harga mencapai  Rp 20.000 per liter.

“Karena di toko ini menjual minyak goreng dalam kemasan Rp 40.000 per dua liter. Sementara di tempat lain ada juga yang menjual kepada masyarakat dengan harga Rp 38.000 per dua liter,” tegasnya.

Temuan di lapangan ini, msih jelas Yovan, nantinya akan disampaikan kepada Diskumperindag Kabupaten Semarang untuk dicarikan solusi  bersama- sama dengan stakeholder terkait. “tentunya sambil menunggu kebijakan dari Pemerintah terkait dengan peroalan kelangkaan minyak goreng yang masih berlanjut,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement