Rabu 23 Mar 2022 17:21 WIB

Fasilitas PLTS Kapasitas 500 Kilowatt ITN Malang Beroperasi

PLTS ini sudah dipergunakan untuk penerangan dan kebutuhan internal kampus.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko (kanan) menghadiri peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kampus II ITN Malang, Rabu (23/3/2022).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko (kanan) menghadiri peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kampus II ITN Malang, Rabu (23/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mulai mengoperasikan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 500 kilowatt (kw). Peluncuran teknologi ini dilakukan di Kampus II ITN, Tasikmadu, Malang, Jawa Timur, Rabu (23/3/2022).

Rektor ITN, Prof Abraham Lomi, mengaku bangga karena berhasil mewujudkan PLTS berkapasitas 500 kw. "Dan ini sudah dipergunakan untuk penerangan dan kebutuhan internal kampus," kata Abraham.

Abraham tak menampik saat ini kegiatan kampus masih dilakukan secara daring. Sebab itu, PLTS yang dimilikinya belum bekerja secara maksimal.

Ia pun memastikan, energi ini akan dipakai untuk mengembangkan inkubator bisnis dengan melakukan rekayasa enginering terhadap prototipe teknologi tepat guna. Kemudian juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam membangkitkan ekonomi.  

Diharapkan, teknologi kampus ini bisa terus dikembangkan sebagaimana kebijakan energi nasional. Seperti diketahui, energi terbarukan harus digunakan sebanyak 23 persen pada 2025 mendatang.

Ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah termasuk PLN.  Dengan adanya kondisi tersebut, inovasi teknologi yang dikembangkan di kampus pun berusaha hadir di masyarakat.

Abraham berharap hasil inovasi energi terbarukan yang ada di laboratoriumnya bisa membantu daerah-daerah yang belum mendapatkan akses listrik. "Tentu dengan adanya kerja sama yang saling membangun, yang saling mengisi untuk menjaga ketahanan energi secara nasional," jelasnya.

Pada kesempatan sama, Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, menyampaikan apresiasi dan bangga terhadap capaian dan prestasi ITN Malang. Apresiasi ini juga ditunjukkan pada budaya inovasi yang berkembang di kampus.

Budaya ini perlu untuk terus dikembangkan dari waktu ke waktu.  Menurut Moeldoko, saat ini perkembangan dan kompetisi di dunia global sangat tinggi.  

Oleh karena itu, diperlukan sejumlah inovasi yang hadir dari masyarakat Indonesia. "Untuk itu, kampus ini (ITN Malang) telah menjawab sebagian dari kebutuhan itu," kata dia.

Moeldoko mengaku sempat melihat beberapa temuan yang hadir dari ITN Malang. Menurut dia, temuan-temuan tersebut harus dikembangkan lagi agar bisa dimanfaatkan masyarakat.

Ia mencontohkan salah satu inovasi dari ITN yang dipamerkan, yakni alat pengupas kemiri. Teknologi tepat guna ini dinilai sangat sederhana tetapi memiliki manfaat bagi masyarakat. Alat tersebut bisa membantu pekerjaan masyarakat menjadi lebih efektif dan efisien.

"Kalau selama ini mungkin pengupasan masih memakai tangan, kali ini bisa menggunakan mesin yang lebih efisien," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement