Senin 28 Mar 2022 16:00 WIB

Pemkot Yogyakarta Siapkan Pemberdayaan Pendorong Gerobak Malioboro

Saat ini sebanyak 29 pendorong gerobak masih bertahan di paguyuban.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Warga yang tergabung dalam paguyuban pendorong gerobak PKL Malioboro saat melakukan aksi damai di depan Kantor Gubernur DIY, Yogyakarta. Mereka menuntut Pemerintah Yogyakarta memberikan jaminan kerja bagi pendorong gerobak serta seluruh rakyat yang terdampak relokasi PKL Malioboro.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Warga yang tergabung dalam paguyuban pendorong gerobak PKL Malioboro saat melakukan aksi damai di depan Kantor Gubernur DIY, Yogyakarta. Mereka menuntut Pemerintah Yogyakarta memberikan jaminan kerja bagi pendorong gerobak serta seluruh rakyat yang terdampak relokasi PKL Malioboro.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyebut sudah menyiapkan program pemberdayaan bagi pendorong gerobak yang terdampak relokasi pedagang kaki lima (PKL) Malioboro. Hingga saat ini, pendorong gerobak yang kehilangan pekerjaan akibat relokasi masih belum mendapatkan pekerjaan baru.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, pihaknya sudah bertemu dengan pendorong gerobak yang terdampak. Pihaknya juga sudah menyiapkan bentuk pemberdayaan yang akan dilakukan kepada pendorong gerobak ini, termasuk menjadi tenaga kebersihan.

Sebab, pendorong gerobak yang terdampak meminta agar pemerintah memberikan pekerjaan baru di titik relokasi PKL Malioboro. Selain itu, pendorong gerobak juga meminta agar diberikan lapak.

"Kemarin mereka sudah ketemu dengan asisten (Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Pemerintah Kota Yogyakarta) dan lain-lain dan sudah dipastikan (diberdayakan sebagai tenaga kebersihan) dan akan dipikirkan. Kalau kapannya, itu teknisnya (nanti)," kata Heroe di kompleks Balai Kota Yogyakarta, Senin (28/3/2022).

Heroe memastikan semua pendorong gerobak yang terdampak dapat diberdayakan. Berdasarkan data dari Paguyuban Pendorong Gerobak Malioboro (PPGM), saat ini 29 pendorong gerobak yang masih bertahan di paguyuban.

Padahal, sebelumnya ada 91 pendorong gerobak yang terdampak relokasi. Namun, sebagian besar diantaranya sudah banyak yang pulang kampung karena sudah tidak memiliki penghasilan akibat kehilangan pekerjaan.

"Sebenarnya posisinya saat ini, kami semuanya bisa segera ditampung. Teknisnya nanti Pak Asisten sudah menyiapkan bagaimana mendapatkan jalan keluar pasca-pemindahan PKL Malioboro," ujar Heroe.

Pendorong gerobak juga berharap adanya kontrak kerja jika nantinya diberdayakan sebagai tenaga kebersihan. Pasalnya, kontrak dapat menjadi jaminan bagi pendorong gerobak agar kedepannya tidak kehilangan pekerjaan kembali.

"Kalau semua bekerja dengan baik, pasti semua saja (diberdayakan). Kalau bisa bekerja baik, maka akan berlangsung terus (sebagai tenaga kebersihan)," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement