Senin 04 Apr 2022 08:48 WIB

Eliminasi Kasus Tuberculosis Sleman Capai 35,89 Persen

Komitmen untuk eliminasi TB jadi tanggung jawab semua pihak.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Bakteri Mycobacterium tuberculosis. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Bakteri Mycobacterium tuberculosis. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Indonesia berkomitmen untuk mengeliminasi kasus TB (Tuberkulosis) pada 2030 mengingat fenomena kasus TB menjadi perhatian penting selain Covid-19. Data WHO 2021, Indonesia masih menjadi negara dengan beban TB terbesar ketiga dunia.

Estimasi kasus TB diketahui 824 ribu, dengan 13.110 kasus kematian dan hanya 47 persen kasus yang terlaporkan. Meningginya angka kasus TB tersebut berbanding terbalik dengan cakupan pengobatan yang telah dilakukan kepada penderita TB.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan diketahui cakupan pengobatan TB secara nasional alami penurunan dari 67 persen 2019 jadi 42 persen 2020. Penyebabnya penanggulangan TB berbasis masyarakat mengalami hambatan secara signifikan.

Ditambah pandemi Covid-19 yang melanda pada dua tahun terakhir ini. Di samping itu, TB menjadi penyebab komplikasi terbesar kepada orang-orang yang menderita HIV, dengan jumlah kasus sebanyak 8.003 kasus orang menderita TBC HIV.

Bupati Sleman, Kustini Purnomo mengingatkan, dari jumlah kasus itu kematian akibat TB kepada orang dengan HIV diketahui 4.400 jiwa. Di Kabupaten Sleman sendiri temuan kasus TB mencapai 61,18 persen pada 2019 dan alami penurunan.

"Di Kabupaten Sleman temuan kasus TBC mencapai 61,18 persen pada 2019. Kemudian, turun menjadi 33,36 persen pada 2020 dan 35,89 persen pada 2021," kata Kustini dalam seminar Hari Tuberkulosis Sedunia di Grand Serela Hotel.

Temuan kasus TB itu belum mencapai target karena kondisi nasional, pandemi turut menjadi tantangan dalam penemuan kasus TB di Sleman. Lalu, kesadaran masyarakat untuk segera memeriksakan diri bila terjadi kontak erat pasien TB masih rendah.

Menilik tinggi kasus dan potensi kematian yang disebabkan TB atau tuberkulosis ini, menjadikan dunia secara serempak berkomitmen bebas TB pada 2050. Termasuk, Indonesia berkomitmen membersihkan sekaligus menghentikan penularan TB 2030.

Komitmen tersebut tentunya dapat tercapai dengan kerja sama seluruh pihak karena penanggulangan TB tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pemerintah saja. Kustini menekankan, komitmen untuk eliminasi TB jadi tanggung jawab semuanya.

"Kami menyadari betul komitmen untuk eliminasi TBC pada 2030 tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah dan tenaga kesehatan melainkan jadi tanggung jawab semua pemangku kepentingan terkait di Kabupaten Sleman," ujar Kustini.

Beberapa langkah yang diterapkan Pemkab Sleman antara lain Kampanye Perjaka 2M (Perangi Gejala Batuk Kurang lebih 2 Minggu). Ini merupakan strategi kampanye investigasi kontak untuk meningkatkan temuan kasus TBC di Sleman.

Meningkatkan layanan pemeriksaan dan diagnosa TBC. Melengkapi puskesmas dengan fasilitas pemeriksaan BTA. Menerapkan tes cepat molekuler di RSUP Dr Sardjito, RSUD Sleman, RSUD Prambanan, RSA UGM, Lab Mikrobiologi UGM, dan Puskemas Ngemplak II.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement