Selasa 12 Apr 2022 14:48 WIB

Kasus Covid-19 Melandai, Pesanan Bedug di Banyumas Kembali Meningkat

Permintaan bedug ini berasal dari berbagai daerah.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
 Perajin bedug di Desa Keniten, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas.
Foto: Idealisa Masyrafina
Perajin bedug di Desa Keniten, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Kasus Covid-19 yang melandai pada bulan Ramadhan tahun ini menjadi berkah untuk perajin usaha bedug di Desa Keniten, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pesanan bedug yang dua tahun sebelumnya anjlok, perlahan kembali meningkat.

Menurut perajin usaha bedug Nurul Ikhsan, Taufik Amin (50 tahun), sejak sebelum Ramadhan sudah ada peningkatan yang luar biasa atas pesanan bedug.  "Ramadhan tahun ini lebih ada peningkatan, sepekan sebelum Ramadhan sudah ada yang pesan bedug ukuran 120 cm," ujar Taufik kepada Republika.co.id.

Taufik menuturkan, dalam sepekan pertama puasa ini ia telah mendapatkan pesanan 30 bedug dengan berbagai ukuran dari paling kecil 50 cm hingga paling besar 120 cm. Pesanan terbanyak yaitu untuk ukuran 80 cm, 60 cm, dan 50 cm.

Jumlah tersebut meningkat sekitar 75 persen dari saat pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 2021 lalu. Meskipun saat PPKM, jumlah pesanan bedug sedikit, namun yang terparah adalah tahun pertama pandemi.

Saat bulan puasa 2020, Taufik hanya mendapatkan pesanan untuk enam bedug. Jumlah ini sangat anjlok dari pesanan sebelum tahun-tahun pandemi yang bisa mencapai 70 hingga hampir 100 bedug selama Ramadhan.

"Alhamdulillah dari awal ke pertengahan Ramadhan sudah ada permintaan terus. Mudah-mudahan semakin meningkat," kata Taufik yang merintis usaha bedug ini sejak 2010.

Untuk lama proses pengerjaannya bervariasi sesuai ukuran. Ukuran kecil yaitu 50 cm dan 60 cm dapat diselesaikan seorang karyawannya dalam waktu sehari. Sedangkan yang paling besar dapat memakan waktu hingga satu pekan.

Untuk memproduksinya, Taufik dibantu oleh lima orang karyawan. Harganya berkisar dari Rp 2 juta untuk ukuran 40 cm hingga yang paling besar 120 cm sebesar Rp 25 juta.

Untuk ukuran 120 cm memiliki rangka yang berbeda dengan yang ukuran 100 cm, makanya dikenakan harga dua kali lipat dari bedug ukuran 100 cm yang sebesar Rp 12 juta.

Permintaan bedug ini berasal dari berbagai daerah, namun umumnya pesanan banyak datang dari Banyumas, Jakarta, Bumiayu, Cilacap, dan Yogyakarta. Di luar Pulau Jawa, pesanan bedug datang dari Aceh, Lampung, Kalimantan hingga Ternate.

Selain bedug, Taufik juga membuat genjring dan kendang yang biasanya laris manis saat menjelang maulid Nabi Muhammad SAW. Meskipun di bulan Ramadhan sepi pembeli genjring dan kendang, menurut Taufik masih ada yang datang untuk servis.

Taufik juga melayani tukar tambah untuk genjring, kendang, dan bedug yang kualitas kayunya masih bagus. Ia berharap permintaan bedug semakin meningkat hingga menjelang Lebaran Idul Fitri mendatang.

Karena biasanya juga ada yang datang untuk membeli secara spontan dari stok yang ada. "Terlepas dari pesanan, kita juga bikin dari kayu sisa, berbagai ukuran. Hari-hari terakhir Ramadhan biasanya ada yang spontan datang dan membeli," kata Taufik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement