Selasa 12 Apr 2022 23:39 WIB

Satgas Covid-19 Jatim Sampaikan Vaksinasi Penguat Capai 3,6 Juta Orang

Vaksin ini jangan dibilang sebagai satu syarat yang memberatkan.

Satgas Covid-19 Jatim Sampaikan Vaksinasi Penguat Capai 3,6 Juta Orang (ilustrasi).
Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA
Satgas Covid-19 Jatim Sampaikan Vaksinasi Penguat Capai 3,6 Juta Orang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Jawa Timur menyampaikan bahwa angka vaksinasi penguat atau dosis tigadi wilayah setempat mencapai sekitar 3,6 juta orang.

Data dari Satgas Penanganan COVID-19 Jatim, Selasa malam (12/4/2022) menunjukkan jumlah peserta vaksin dosis ketiga hingga hari ini di angka 3.628.237 orang atau masih 11,4 persen dari target. Kemudian, untuk jumlah peserta vaksin dosis dua di Jatim mencapai 24.467.527 orang atau 76,88 persen.

Baca Juga

Sementara untuk dosis pertama jumlah peserta yang sudah disuntik sebanyak 29.294.987 orang atau 92,05 persen. Di Jatim, dari sekitar 40 juta penduduknya, sasaran vaksinasi berjumlah 31.826.206 orang yang terdiri dari tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas publik, masyarakat rentan dan warga umum, usia 12-17 tahun serta anak-anak.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengimbau warga yang belum mendapat suntikan vaksin untuk segera ikut, termasuk untuk vaksin penguat. Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu meminta masyarakat tidak khawatir kehabisan karena stok masih aman dan bisa dimanfaatkan untuk melakukan perjalanan mudik menyambut Idul Fitri 1443 Hijriah.

"Jumlah vaksin banyak dan masyarakat tidak perlu khawatir. Jadi, kalau memang belum suntik dosis tiga, segera vaksin di pelayanan terdekat," katanya.

Saat ini, kata dia, jumlah stok vaksin ada 1.071.590 dosis yang tersebar di kabupaten dan kota se-Jatim.

Menurut Khofifah, masyarakat yang akan memanfaatkan vaksin dosis penguat dianjurkan untuk segera mengikuti, sehingga saat mudik sudah terproteksi. Apalagi, lanjut dia, vaksinasi menjadi penting dalam menghadapi tradisi mudik saat Hari Raya Idul Fitri, mengingat dalam prosesnya setiap orang akan berkumpul dengan sanak saudara, sehingga dibutuhkan perlindungan lebih agar aman dari penyebaran COVID-19.

"Vaksin ini jangan dibilang sebagai satu syarat yang memberatkan, sebab dilakukan supaya bisa saling melindungi. Kalau orang mudik itu pasti sowan terlebih dahulu kepada yang sepuh atau paling senior, makanya kita semua harus saling melindungi dan terlindungi," ujarnya.

Mantan menteri Sosial itu juga mengatakan bahwa vaksin telah tersedia dan dapat diakses dengan mudah dari tempat-tempat pelayanan tertentu, salah satunya di setiap puskesmas.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement