Rabu 13 Apr 2022 21:32 WIB

Masyarakat Diminta Antarkan Anak ke Sekolah Atasi Kejahatan Jalanan

Anak-anak tersebut akan dibiayai pendidikannya oleh pemerintah.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Beberapa sketsa kejadian klitih dipajang saat Pameran Klitih di Galeri Lorong, Yogyakarta, Selasa (30/3). Pameran dengan tajuk The Museum of Lost Space ini menceritakan lini masa fenomena klitih di Yogyakarta. Beberapa senjata tajam yang digunakan, pemberitaan klitih di media, hingga wawancara dengan pelaku ada di sini. Pameran karya dari Yahya Dwi Kurniawan ini menjelaskan bagaimana fenomena klitih terjadi, serta mendiskusikan bagaimana solusi kejahatan jalanan ini.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Beberapa sketsa kejadian klitih dipajang saat Pameran Klitih di Galeri Lorong, Yogyakarta, Selasa (30/3). Pameran dengan tajuk The Museum of Lost Space ini menceritakan lini masa fenomena klitih di Yogyakarta. Beberapa senjata tajam yang digunakan, pemberitaan klitih di media, hingga wawancara dengan pelaku ada di sini. Pameran karya dari Yahya Dwi Kurniawan ini menjelaskan bagaimana fenomena klitih terjadi, serta mendiskusikan bagaimana solusi kejahatan jalanan ini.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji berharap program 'Kembali ke Sekolah' dijalankan kembali. Melalui program ini, masyarakat yang menemukan anak usia sekolah yang tidak bersekolah diminta untuk mengantar ke sekolah terdekat.

Nantinya, anak-anak tersebut akan dibiayai pendidikannya oleh pemerintah. Hal ini, kata Aji, untuk mengatasi kejahatan jalanan mengingat aksi kejahatan jalanan banyak yang melibatkan anak usia sekolah di DIY.

Baca Juga

Sedangkan, anak yang terlibat kejahatan jalanan ini sebagian besarnya juga putus sekolah setelah menjalani proses hukum. Dengan bersekolah kembali, diharapkan dapat mengatasi aksi kejahatan jalanan di DIY.

"Siapapun menemukan anak di usia sekolah tetapi tidak bersekolah, silakan untuk mengantarnya di sekolah terdekat, nanti dibiayai pemerintah, diberi beasiswa," kata Aji.

 

Pemda DIY juga merancang boarding school berbasis foster care khususnya untuk anak yang terlibat kejahatan jalanan di Pundong, Sleman. Nantinya, akan disusun kurikulum melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY.

Dengan begitu, anak-anak yang terlibat kejahatan jalanan ini mendapatkan hak untuk melanjutkan pendidikan. Disana, kata Aji, akan dilakukan pembinaan bagi anak-anak tersebut.

"Jadi semacam boarding school untuk anak-anak yang membutuhkan, tak terkecuali anak-anak yang berpotensi (tidak bisa melanjutkan pendidikan) itu akan kita arahkan kesana. Jangan sampai anak itu putus sekolah (setelah) dikeluarkan dari sekolah," ujar Aji.

Selain itu, lanjutnya, dimungkinkan juga masyarakat untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan. Pihaknya bersama lembaga-lembaga lain bekerja sama untuk membiayai pendidikan anak ini.

"Ngarso Dalem (Gubernur DIY) juga memberikan arahan kemungkinan-kemungkinan foster parent, itu adalah kita mencarikan orang tua angkat atau orang tua asuh, kerja sama dengan lembaga-lembaga baik itu nasional maupun internasional yang akan membiayai secara finansial," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement