Senin 25 Apr 2022 14:12 WIB

Unusa Ambil Sumpah 22 Dokter Muda

Para dokter muda diharapkan bersedia mengabdi di daerah-daerah terpencil Indonesia.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Prosesi pengambilan sumpah 22 dokter muda Unusa setelah dinyatakan lulus dalam Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).
Foto: Dokumen
Prosesi pengambilan sumpah 22 dokter muda Unusa setelah dinyatakan lulus dalam Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengambil sumpah 22 dokter muda setelah dinyatakan lulus dalam Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Dekan Fakultas Kedokteran Unusa, Handayani menjelaskan, UKMPPD adalah ujian terakhir bagi calon dokter untuk memperoleh ijazah dan dapat mengikuti program internship, serta memperoleh surat tanda registrasi (STR) dokter.

"STR ini dibutuhkan oleh lulusan untuk bekerja dan melanjutkan studi. Sumpah Dokter kali ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan di FK Unusa. Untuk periode Februari 2022, seluruh peserta UKMPPD yang didaftarkan first taker, 100 persen lulus," kata Handayani, Senin (25/4/2022).

Handayani mengatakan, salah satu tolok ukur keberhasilan dalam mengelola fakultas kedokteran adalah mengantarkan para mahasiswa program pendidikan profesi dokter lulus dalam UKMPPD untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter. UKMPPD, lanjut Handayani, pelaksanaannya terpusat secara nasional. "Sehingga angka kelulusan first taker mempresentasikan proses pembelajaran yang berkualitas,” ujarnya.

Sekretaris 3 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya, Hilman Siregar berharap, para dokter muda yang dilahirkan Unusa tersebut bersedia mengabdi di daerah-daerah terpencil Indonesia. Sebab, kata dia, yang menjadi permasalahan saat ini adalah adanya ketimpangan terkait sebaran dokter di perkotaan dengan di daerah-daerah terpencil di Indonesia.

"Kami berharap dokter yang baru ini tetap mau mengabdi ke daerah-daerah terpencil. Karena sebetulnya permasalahan yang ada adalah pemerataan dokter ini yang masih kurang merata. Terutama di Indonesia Timur," jelas Hilman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement