Kamis 28 Apr 2022 21:33 WIB

PLN Surakarta Segera Lakukan Program Konversi Kompor Gas ke Induksi

Rencananya program konversi akan efektif beroperasi mulai Juni tahun ini.

PLN Surakarta Segera Lakukan Program Konversi Kompor Gas ke Induksi (ilustrasi).
Foto: pxhere.com
PLN Surakarta Segera Lakukan Program Konversi Kompor Gas ke Induksi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (PLN UP3) segera melakukan program konversi kompor gas ke induksi dengan melibatkan 1.000 pelanggan di wilayah kerja tersebut.

Manajer PLN UP3 Surakarta Joko Hadi Widayat usai penandatanganan kerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) mengatakan ada sebanyak 1.000 warga tidak mampu dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terdaftar Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta akan menjadi peserta pilot project konversi dari kompor gas ke kompor induksi.

Baca Juga

"Kelompok masyarakat ini dengan daya 450 VA dan 900 VA. Dikemas dengan penambahan daya secara gratis ke 2.200 VA, untuk tarifnya tetap tarif subsidi," katanya, Kamis (28/4/2022).

Ia mengatakan rencananya program konversi akan efektif beroperasi mulai Juni tahun ini. Menurut dia, penunjukan pelanggan PLN yang menjadi pilot project konversi gas ke induksi tersebut bekerja sama dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman serta Pertanahan (Disperum KPP) Kota Surakarta.

Selanjutnya, untuk validasi lokasi kelompok penerima manfaat sudah disahkan melalui surat keputusan (SK) dinas terkait. "Kriteria pelanggan atau masyarakat yang ikut pilot project adalah yg memiliki daya masih kecil dan pelaku UMKM. Bagi yang tidak memenuhi kriteria tersebut akan diganti yang lain," katanya.

Dengan dilakukannya program tersebut PLN berupaya lebih ekstra dalam menjaga keandalan pasokan listrik. Secara nasional, pemerintah memasang target sebanyak 8,25 juta penduduk Indonesia sudah terkonversi dari kompor gas ke kompor induksi pada 2025.

Selain Solo, kawasan Bali Selatan juga ditunjuk sebagai kota pilot project program tersebut.

Sementara itu, terkait kerja sama dengan UNS, Ketua LPPM UNS Okid Parama Astirin mengatakan nantinya akan menurunkan enam tim untuk mengkaji pelaksanaan program tersebut.

"Nanti akan diturunkan enam tim, pakar etnografi, pakar IT, pakar elektrikal, pakar sosiologi, dan pakar komunikasi. Kami juga melibatkan 88 serveyor untuk mensurvei 1.000 KPM di Kota Solo yang sudah ditetapkan oleh Pemkot Surakarta," katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement