Jumat 29 Apr 2022 16:30 WIB

Kesehatan, Bagian dari ‘Kemenangan’ Ibadah Ramadhan

Aktivitas ibadah puasa memberikan dampak yang positif bagi tubuh.

Red: Fernan Rahadi
Bulan Ramadhan (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Bulan Ramadhan (ilustrasi)

Oleh : Wantonoro*

REJOGJA.CO.ID, Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa bagi umat Muslim. Bulan penuh ampunan, segala bentuk ibadah akan dilipatgandakan pahalanya dan ketakwaan merupakan tujuan utama di bulan suci Ramadhan ini.

Adanya peningkatan aktivitas ibadah secara kuantitas dan kualitas seorang Muslim secara umum terjadi sebagai titik tolak untuk memperbaiki diri menuju ketakwaan yang berkelanjutan dibulan berikutnya secara konsisten (istiqomah). Peningkatan ketakwaan merupakan kemenangan sejati yang akan berpengaruh secara lahiriah (fisik) maupun batiniah (spiritual) yang dirasakan sebagai manfaat kegiatan ibadah di bulan Ramadhan yang penuh barokah ini.

Kemenangan spiritual berupa ketenteraman, kedamaian, kesabaran, kelembutan, rasa solidaritas, dan optimisme yang tinggi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam melaksanakan perintah Allah SWT merupakan hal yang secara umum didapatkan oleh seorang Muslim yang melaksanakan ibadah secara sungguh-sungguh.

Di sisi lain, disadari atau tidak, kemenangan secara fisik pun sesungguhnya terjadi akibat dari peningkatan kuantitas dan kualitas ibadah dibulan Ramadhan. Beberapa kajian kesehatan melaporkan bahwa aktivitas ibadah puasa memberikan dampak yang positif bagi tubuh.

Di antaranya membatu dalam detoksifikasi yaitu adanya proses pembuangan zat racun dalam tubuh, menurunkan kolesterol jahat (low-density lipoprotein) sehingga melancarkan aliran darah, menigkatkan metabolisme, mengontrol gula darah, dan hormon. Juga menurunkan berat badan, memperbaiki fungsi kerja otak, serta berbagai manfaat lainnya.

Pun demikian dengan peningkatan kualitas kegiatan ibadah shalat wajib maupun peningkatan frekuensi aktivitas shalat sunah, seperti shalat Tarawih yang dilaksanakan diketahui bermanfaat untuk kesehatan. Shalat yang merupakan kegiatan spiritual dan aktivitas fisik yang dilaksanakan secara konsisten memberikan dampak bagi kesehatan.

Dilansir dari hasil studi oleh Osama dan Malik (2019); Majed dan Hassan (2020) bahwa aktivitas gerakan shalat merupakan aktivitas fisik yang teraupetik dan non-farmakologis. Yaitu aktivitas proporsional tanpa bahan kimia yang berdampak positif. Di antaranya mencegah radang sendi, kekauan sendi dan mencegah pengurunan massa otot, menjaga kesehatan jantung, dan peningkatan haemodynamic tubuh.

Menerapan aktivitas ibadah shalat (tahajud) pada pasien stroke juga dilaporkan memberikan peningkatan pemulihan fungsi secara fisik dan meningkatkan ketenteraman secara psikologis jika dilakukan dengan penuh keiklasan. Ketakwaan kepada Allah SWT yang konsisten (istiqomah) dengan menjalankan ibadah merupakan hal yang harus terus dilaksanakan sebagai seorang Muslim sesuai dengan tuntunan Islam.

Pelaksanaan aktivitas ibadah wajib (seperti shalat dan puasa Ramadhan) ataupun aktivitas ibadah sunah (shalat Tarawih dan lainnya) dan tentunya aktifitas ibadah yang sama atau lainnya di bulan selanjutnya merupakan bentuk ketakwaan. Jika ditinjau dari perspektif kesehatan kegiatan aktivitas ibadah tersebut memberikan manfaat yang sangat luar biasa bagi kesehatan (baik secara fisik maupun psikologis).

Sehingga jika ketakwaan menjadi tujuan utama dari serangkaian ibadah di bulan suci Ramadhan dan merupakan bagian dari ‘kemenangan sebagai pribadi yang unggul’, maka seiring dengan itu kesehatan secara fisik dan psikologis merupakan manfaat yang akan didapatkan dari pelaksanaan ibadah dan menjadi bagian dari kemenangan tersebut.

 

*Wakil Dekan III FIKes Unisa Yogyakarta

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement