Kamis 05 May 2022 11:25 WIB

Jatim Waspadai Peningkatan Suspek Hepatitis

Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Jatim Waspadai Peningkatan Suspek Hepatitis (ilustrasi).
Foto: pixabay
Jatim Waspadai Peningkatan Suspek Hepatitis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Erwin Astha Triyono mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai sebaran kasus hepatitis akut. Berdasar data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Jawa Timur, ada sebanyak 114 kasus suspek hepatitis akut usia umum dan tersebar di 18 daerah. Artinya bukan hanya di bawah 16 tahun yang terserang hepatitis.

"Minggu ke-14 hingga minggu ke-17 (tahun 2022) cenderung mengalami kenaikan," ujar Erwin dalam siaran tertulisnya, Kamis (5/5/2022). 

Baca Juga

Erwin menjelaskan, untuk menekan penyebaran hepatitis akut, Dinkes Jatim  melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota dan jejaring Dinkes, rumah sakit, hingga puskesmas. Erwin juga mengaku terus membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor. 

"Dinkes Jatim juga terus melakukan promosi kesehatan melalui media KIE agar masyarakat dapat memahami gejala hepatitis akut tersebut," ujarnya. 

Dinkes Jatim juga diakuinya terus memantau dan melaporkan kasus suspek hepatitis akut di SKDR. Gejala hepatitis biasanya ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning, dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak. Erwin juga mengimbau kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di wilayahnya untuk siap dan sigap. 

"Segera melaporkan ke Dirjen P2P Kemenkes RI melalui Dinkes Jatim jika menemukan kasus sesuai dengan gejala hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut," kata dia.

Erwin mengatakan, gejala klinis yang ditemukan pada pasien hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya ini antara lain, peningkatan enzim hati, sindrom hepatitis akut, dan gejala gastrointestinal seperti nyeri abdomen, diare, dan muntah-muntah. Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam. 

"Jika masyarakat menemui gejala tersebut pada anak, segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar segera bisa dilakukan observasi dan tindakan," ujarnya.

Erwin juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati namun tetap tenang. Lakukan upaya pencegahan dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti sering mencuci tangan pakai sabun, meminum air bersih yang matang, memastikan makanan dalam keadaan bersih dan matang penuh. 

"Untuk sementara agar tidak berenang dulu di kolam renang umum, tidak bermain di playground, serta hindari menyentuh hand railing, knop pintu, dinding, dll yang sering dipegang orang," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement