Senin 09 May 2022 11:47 WIB

Produksi Sampah Yogyakarta Meningkat Selama Libur Lebaran

Peningkatan produksi sampah ini mencapai 15 persen dibandingkan dengan hari biasa.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Sampah rumah tangga memenuhi trotoar di kawasan Pathuk, Yogyakarta, Ahad (20/3/2022).
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Sampah rumah tangga memenuhi trotoar di kawasan Pathuk, Yogyakarta, Ahad (20/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Produksi sampah yang diproduksi Kota Yogyakarta meningkat selama libur Lebaran 2022. Peningkatan ini menyusul banyaknya pemudik dan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta.

"Ketika ada kunjungan wisatawan pasti membawa sesuatu, bungkus atau wadah makanan atau minuman dan itu jadi kontributor penambahan sampah bagi kami," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto kepada Republika, Senin (9/5/2022).

Sugeng mengatakan, peningkatan produksi sampah ini mencapai 15 persen dibandingkan dengan hari biasa. Pada hari normal, Kota Yogyakarta menyumbang 360 ton sampai 370 ton sampah per hari.

"Meningkat 15 persen menjadikan produksi sampah lebih dari 400 ton per hari selama libur panjang Lebaran," ujar Sugeng.

Penumpukan sampah pun terjadi di beberapa titik selama libur Lebaran. Seperti di kawasan wisata yakni Alun-alun Selatan, Tugu Pal Putih dan kawasan Malioboro.

"Itu titik-titik rawan terjadi penumpukan sampah," jelas Sugeng.

Hal ini diperparah dengan adanya pemblokiran akses masuk truk sampah ke TPST Piyungan, Kabupaten Bantul, oleh warga sekitar sejak Sabtu (7/5). Pasalnya, Kota Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang membuang sampahnya ke TPST Piyungan selain Kabupaten Sleman dan Bantul.

Dengan diblokirnya akses ke TPST Piyungan, mengakibatkan Kota Yogyakarta mulai darurat sampah. TPS, depo hingga truk sampah pun yang dijadikan sebagai tempat penampungan sementara, saat ini sudah mulai penuh dengan tumpukan sampah.

Sugeng memperkirakan Kota Yogyakarta hanya dapat bertahan dua hari kedepan. Jika penutupan terus berlanjut, katanya, maka Kota Yogyakarta akan darurat sampah.

"Asumsinya kita hanya bisa bertahan paling banter lima hari sejak penutupan TPST itu. Kalau ini sudah tiga hari, paling banter kita hanya bisa bertahan dua hari kedepan. Kalau besok belum ada pembukaan blokade, jelas kami akan mengalami darurat sampah," kata Sugeng.  

Untuk itu, ia pun berharap akses ke TPST Piyungan dapat dibuka kembali. "Kami berharap ada ritme yang bisa membahagiakan kami, sehingga TPST Piyungan bisa segera dibuka. dan kami bisa membuang (sampah) secepatnya," ujar Sugeng.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kuncoro Cahyo Aji juga mengatakan bahwa sampah yang masuk ke TPST Piyungan mencapai 500-600 ton per hari di masa sebelum pandemi Covid-19. Pada masa pandemi, sampah yang masuk naik menjadi 756 ton per hari.

Bahkan, sejak masa mudik Lebaran 2022 kemarin, volume sampah yang masuk justru lebih meningkat yakni mencapai 906 ton per harinya. Kuncoro menjelaskan, pihaknya juga terus melakukan penataan sampah di TPST Piyungan dan hasilnya dinilai cukup efektif mengurangi ketinggian tumpukan sampah.  

Pihaknya membatasi ketinggian sampah yakni 140 meter dari permukaan laut. Saat ini, ketinggian sampah belum mencapai batas yang ditentukan yakni 136 meter di atas permukaan laut.

Pihaknya pun memperkirakan ketinggian sampah baru mencapai 140 meter sekitar 20-25 hari kedepan. Meskipun begitu, perkiraan ini diasumsikan jika sampah yang masuk sekitar 700 ton per hari.

"Ternyata setelah mudik kan menjadi 900 ton (per hari), kalau ini terus berlangsung dimungkinkan tidak sampai 20 hari, ini hanya main-main asumsi. Nanti kita lihat perkembangannya, yang namanya sampah sangat dekat dengan dinamika kehidupan," kata Kuncoro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement