Rabu 11 May 2022 14:07 WIB

Alasan Warga Tolak Undangan Pemda DIY soal TPST Piyungan

Undangan yang diterima dari Pemda DIY yakni berdialog dengan Sekda DIY.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Aktivitas pembuangan sampah terhenti imbas penutupan jalan masuk di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, Yogyakarta, Ahad (8/5/2022). Warga menutup akses menuju TPST Piyungan ini merupakan bentuk penolakan terhadap proses transisi pembuangan sampah ke lahan baru. Selain itu, warga juga meminta penutupan TPST Piyungan secara permanen.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Aktivitas pembuangan sampah terhenti imbas penutupan jalan masuk di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, Yogyakarta, Ahad (8/5/2022). Warga menutup akses menuju TPST Piyungan ini merupakan bentuk penolakan terhadap proses transisi pembuangan sampah ke lahan baru. Selain itu, warga juga meminta penutupan TPST Piyungan secara permanen.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Warga di sekitar Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan menolak undangan dari Pemda DIY untuk berdialog terkait dengan permasalahan sampah di kawasan tersebut. Alasan warga menolak dikarenakan ingin berdialog dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Warga sendiri telah memblokir akses ke TPST Piyungan sejak 7 Mei 2022 lalu. Pemblokiran dilakukan menyusul digelarnya aksi di hari yang sama dan warga meminta agar TPST Piyungan ditutup permanen.

Koordinator aksi, Herwin Arfianto mengatakan, undangan yang diterima dari Pemda DIY yakni berdialog dengan Sekda DIY. Hal ini yang membuat warga menolak undangan tersebut, mengingat permintaan warga yakni ingin berdialog dengan Sultan.

"Sampai saat ini informasi yang kami terima baru undangan dari Pak Sekda DIY," kata Herwin kepada Republika, Selasa (10/5/2022).

Dalam undangan tersebut, kata dia, dialog dijadwalkan pada pukul 13.00 WIB, Selasa (10/5/2022). Namun, warga menunda untuk melakukan dialog karena ingin berdialog langsung dengan Sultan.

"Iya, (undangan) yang kemarin ditolak warga, undangan seharusnya jadwal hari ini jam 13.00 WIB, tapi kita pending (tunda-Red) dan mungkin besok (baru dijadwalkan kembali)," ujarnya.

Herwin menuturkan, warga sempat ditawarkan untuk berdialog dengan Sekda DIY tidak lama setelah aksi dilakukan. Namun, warga menolak tawaran tersebut dan tetap meminta agar dapat dipertemukan dengan Sultan.   

Permintaan untuk berdialog langsung dengan Sultan dikarenakan warga yang sudah berkali-kali melakukan aksi maupun pemblokiran di TPST Piyungan. Meskipun begitu, masalah yang muncul akibat sampah masih terjadi dan berdampak ke masyarakat sekitar.

"Kita cuma ingin berdialog dengan Pak Gubernur, karena ini sudah berkali-kali demo. Itu seperti permasalahan ini tidak terdengar langsung oleh Pak Gubernur, kita ingin Pak Gubernur tahu seperti apa akar masalahnya selama ini," jelas Herwin.

Sultan pun menanggapi terkait permintaan warga sekitar TPST Piyungan yang meminta untuk berdialog. "Nanti kita usahakan untuk bisa punya waktu (berdialog dengan warga)," kata Sultan.

Sultan menuturkan, pihaknya juga tetap akan melakukan perluasan dan pengembangan TPST Piyungan. Hal ini mengingat TPST Piyungan sudah overload atau kelebihan kapasitas untuk menampung sampah.

"Memang kita akan memperluas Piyungan, karena yang ada ini sudah penuh dan tanah sudah kita sediakan," ujar Sultan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement