Rabu 11 May 2022 15:19 WIB

Puluhan Sapi di Kota Batu Suspek Penyakit Mulut dan Kuku 

Pengambilan sampel ini bermula dari laporan yang masuk pada 6 Mei lalu.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Puluhan sapi di Kota Batu suspect terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal ini diungkapkan langsung oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Rabu (11/5/2022).
Foto: Dok. Dinas Pertanian dan Ketahanan Kota Batu
Puluhan sapi di Kota Batu suspect terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal ini diungkapkan langsung oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Rabu (11/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Sebanyak 33 sapi milik warga Kota Batu dinyatakan suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Saat ini sampel puluhan sapi tersebut masih dalam proses penelitian di Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Sugeng Pramono mengatakan, pengambilan sampel ini bermula dari laporan yang masuk pada 6 Mei lalu. Laporan tersebut menyebutkan, lima ekor sapi di Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu terindikasi PMK.

"Dan sampel sudah diambil pada 9 Mei kemarin," jelas dia di Kota Batu, Rabu (11/5/2022).

Menurut Sugeng, hasil uji sampel baru keluar pada Kamis (12/5/2022). Oleh karena itu, pihaknya belum memastikan 33 sampel sapi tersebut positif PMK atau tidak. Hal yang pasti, wabah ini bermula dari lima ekor sapi lalu terus menyebar hingga mengenai 33 ekor sapi. 

Melihat temuan ini, dinas terkait langsung melakukan sejumlah upaya antisipasi penebaran. Salah satunya dengan melakukan penyemprotan cairan disinfektan. Penyemprotan ini diutamakan di kandang-kandang yang sapinya diduga suspek PMK.

Dinas juga memberikan vitamin dan antibiotik untuk sapi suspek maupun yang sehat. Kemudian membentuk gugus tugas untuk penanganannya meskipun petunjuk teknis belum turun. Selain itu, dinas telah mendirikan posko di Desa Sumbergondo.

Meskipun wabah PMK sudah masuk di Kota Batu, Sugeng meminta masyarakat agar tidak panik. Pasalnya, wabah tersebut tidak bisa menjangkiti manusia. Terlebih, daging dan susu sapinya masih bisa dikonsumsi selama diolah dengan baik.

Jika warga menemukan hewan ternaknya mengalami gejala PMK, maka diupayakan segera melapor ke dinas atau posko. Bisa juga melaporkan langsung temuan tersebut kepada Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) di setiap desa. 

Sugeng juga meminta warga agar tidak menerima atau mengirim hewan ternak dari luar kota. Hal itu bertujuan untuk meminimalisasi potensi penyebaran PMK. 

Untuk diketahui, jumlah sapi perah di Kota Batu sebanyak 12.579 ekor sedangkan sapi potongnya sekitar 2.579 ekor. Khusus wilayah Sumbergondo, tercatat ada 343 sapi perah dan 104 sapi potong. "Untuk hewan yang terindikasi, sejumlah kandang sudah dilakukan isolasi," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement