Selasa 31 May 2022 17:09 WIB

Sleman Ajak Warga Mulai Kelola Sampah Mandiri

Pemkab Sleman juga berencana membuat TPST sendiri.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kegiatan pengolahan sampah menjadi barang bermanfaat di KSM Kenanga Merdiko, Sleman, Yogyakarta
Foto: Republika TV/Wahyu Suryana
Kegiatan pengolahan sampah menjadi barang bermanfaat di KSM Kenanga Merdiko, Sleman, Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman mulai melakukan kampanye-kampanye Gerakan Masyarakat Mengelola Sampah Mandiri. Kegiatan sosialisasi tersebut perdana dilaksanakan di Padukuhan Klakah, Kalurahan Sendangtirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman, DIY.

Bupati Sleman, Kustini Purnomo mengatakan, ini merupakan salah satu usaha Pemkab Sleman dalam merealisasikan kebijakan yang tercantum dalam Surat Edaran Bupati Sleman Nomor 030 Tahun 2022. Yaitu, tentang Gerakan Pilah Sampah dari Rumah.

Kali ini, sosialisasi diberikan kepada masyarakat yang tergabung dalam Forum Lingkungan Hidup. Gerakan Masyarakat Mengolah Sampah Mandiri akan dilaksanakan semua kapanewon di Kabupaten Sleman secara maraton sampai pertengahan Juni 2022.

"Program ini akan dilaksanakan di 17 kapanewon dan Kapanewon Berbah menjadi lokasi pertama kegiatan sosialisasi dan kampanye," kata Kustini, Selasa (31/5/2022).

Kustini berharap, sosialisasi tersebut dapat diikuti mulai dari lurah, pamong, dukuh, kader PKK, pegiat sampah, tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat. Sehingga, terbentuk pemahaman bersama tentang urgensi pengelolaan sampah secara mandiri.

Selain itu, Kustini menekankan, Pemkab Sleman akan terus berusaha dalam rangka meningkatkan pengelolaan sampah di Sleman. Antara lain mengoptimalkan pengolahan sampah di 13 transfer depo dan 23 TPS 3R, memilah sampah organik dan anorganik.

"Pemkab Sleman juga tengah mempersiapkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Sleman barat, Sleman tengah, Sleman timur, dan Sleman utara," ujar Kustini.

Pada kesempatan itu, Kustini sekaligus melakukan pembukaan secara resmi Omah Eco Enzyme. Ini merupakan salah satu tempat pengolahan sampah, yang pengelolaannya dilakukan secara mandiri masyarakat Padukuhan Klakah, Kalurahan Sendangtirto.

Penutupan TPST Piyungan beberapa lalu memang mengakibatkan Kabupaten Sleman tidak dapat membuang sampah residu yang ada ke sana. Hal itu tentu saja sempat menimbulkan tumpukan-tumpukan sampah terjadi di rumah-rumah masyarakat.

Sebagai usaha penyelesaian masalah penumpukan sampah karena penutupan TPST Piyungan, Pemkab Sleman berencana membuat TPST sendiri. Tujuannya, membagi konsentrasi timbunan sampah yang ditargetkan pada 2023 sudah terbangun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement