Jumat 03 Jun 2022 05:20 WIB

Zelensky: 20 Persen Wilayah Ukraina Dikuasai Rusia 

Setidaknya 30 ribu tentara Rusia telah tewas sejak pertempuran dimulai 24 Februari.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Fernan Rahadi
Dalam foto yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina pada hari Ahad 29 Mei 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melihat saat ia mengunjungi wilayah Kharkiv yang dilanda perang.
Foto: AP/Ukrainian Presidential Press Off
Dalam foto yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina pada hari Ahad 29 Mei 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melihat saat ia mengunjungi wilayah Kharkiv yang dilanda perang.

REPUBLIKA.CO.ID, LUKSEMBURG – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, saat ini seperlima wilayah Ukraina berada di bawah kendali Rusia. Wilayah Donbas yang terletak di timur negara tersebut sudah hampir seluruhnya hancur.

"Hingga hari ini, sekitar 20 persen wilayah kami dikuasai penjajah, hampir 125 ribu kilometer persegi, Ini jauh lebih besar daripada wilayah gabungan semua negara Benelux (Belanda, Luksemburg, dan Belgia),” kata Zelensky saat berbicara kepada anggota parlemen Luksemburg lewat sambungan video, Kamis (2/6), dikutip laman CNN.

Dia mengungkapkan, saat ini pertempuran di sepanjang wilayah Kharkiv hingga ke Mykolaiv sepanjang lebih dari 1.000 kilometer masih berlangsung. Sementara Donbas yang berada di timur Ukraina sudah benar-benar porak poranda akibat pertempuran.

Zelensky mengklaim, setidaknya 30 ribu tentara Rusia telah tewas sejak pertempuran dimulai pada 24 Februari lalu. "Itu lebih besar dari korban tewas Uni Soviet dalam 10 tahun perang di Afghanistan, lebih besar dari korban tewas Rusia dalam dua perang Chechnya," ucapnya.

Pada kesempatan itu, Zelensky kembali menyerukan penerapan sanksi lebih keras terhadap Rusia. Selain itu, dia pun meminta negara-negara memasok lebih banyak senjata ke Ukraina untuk mendukung perjuangan mereka melawan Rusia.

Pada Selasa (31/5) lalu, Uni Eropa menyetujui embargo parsial terhadap komoditas minyak Rusia. Hungaria, Slovakia, serta Republik Ceko diberi pengecualian dan tetap diperkenankan memperoleh pasokan minyak Rusia yang dikirim lewat pipa Druzhba. Keputusan embargo yang sudah diperdebatkan selama berminggu-minggu bertujuan menghentikan 90 persen impor minyak mentah Rusia ke 27 negara anggota Uni Eropa. Hal itu akan berlaku penuh akhir tahun ini.

Embargo yang dilakukan perhimpunan Benua Biru akan menjadi sanksi paling keras terhadap Moskow sebagai konsekuensinya menyerang Ukraina. Namun di sisi lain, sanksi tersebut bakal turut mempengaruhi Uni Eropa. Pada 2020, Rusia merupakan pemasok seperempat impor minyak Uni Eropa. Eropa adalah tujuan hampir setengah dari ekspor minyak mentah dan produk minyak Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement