Senin 06 Jun 2022 15:43 WIB

PMK Merebak, Ratusan Hewan Ternak di Bantul Suspek PMK

Hewan ternak yang masuk ke Bantul datang dari Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di salah satu peternakan hewan (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Fauzan
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di salah satu peternakan hewan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus merebak di DIY, termasuk di Kabupaten Bantul. Berdasarkan data Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (Diperpautkan) Kabupaten Bantul, sudah ada ratusan hewan yang suspek PMK.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Diperpautkan Kabupaten Bantul, Joko Waluyo mengatakan, sudah tercatat sebanyak 328 hewan ternak yang suspek PMK. Hewan ternak yang suspek tersebut merupakan hewan yang datang dari luar Kabupaten Bantul.

Selain itu, juga sudah dilaporkan puluhan hewan ternak yang positif terkena PMK di Kabupaten Bantul. Hewan yang positif PMK didapatkan dari pemeriksaan hasil laboratorium.

"328 hewan ternak suspect (PMK), positifnya dari hasil laboratorium itu 35 hewan ternak. Kebanyakan suspek dan positif ini dari luar (Bantul)," kata Joko kepada Republika melalui sambungan telepon, Senin (6/6/2022).

Joko menjelaskan, hewan ternak yang masuk ke Bantul datang dari Jawa Barat dan Jawa Tengah. "Kalau domba banyak dari Garut dan Jateng, kan daerah itu yang banyak domba," ujar Joko.

Dari hewan yang sudah terkonfirmasi positif PMK langsung dilakukan isolasi. Joko menyebut, pihaknya tidak menyiapkan tempat isolasi khusus dan isolasi hanya dilakukan di tempat.

"Diisolasi di tempat, di lokasi di kelompok (peternak), dipisahkan dengan hewan lain," jelasnya.

Untuk hewan ternak yang terindikasi atau suspek PMK, juga langsung ditangani. Hewan yang suspek PMK ini juga langsung dilakukan isolasi dalam rangka mencegah meluasnya penularan PMK.

"Yang suspek langsung kita obati, suspek maupun positif kita isolasi, tidak boleh keluar, termasuk yang dari luar juga tidak boleh masuk ke area itu untuk mencegah terjadinya penularan," ujar Joko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement