Selasa 07 Jun 2022 15:46 WIB

UII Borong Piala di Kejuaraan PTBMMKI Cup 2022

Malnutrisi masih menjadi masalah global, terutama di negara-negara berkembang.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa UII berhasil berprestasi di ajang PTBMMKI 2022.
Foto: Dokumen
Mahasiswa UII berhasil berprestasi di ajang PTBMMKI 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) kembali mengukir prestasi. Kali ini, mereka memborong lima gelar dari kejuaraan Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia (PTBMMKI) Cup 2022.

Perlombaan yang diselenggarakan TBM Bumigora Universitas Mataram ini menantang seluruh mahasiswa kesehatan perguruan tinggi seluruh Indonesia untuk bersaing dalam prestasi. Perlombaan  berlangsung pada 4 April-29 Mei 2022 lalu.

Tim pertama Arviyan Prasetia Wening, Raisa Kamila Putri, dan Brilliant Fellyta Inesthesia menjadi juara dua Lomba Olimpiade. Tim kedua yang terdiri dari Tsaniya Ahda Indrayani, Salma Nur Hamidah Ikhwan, dan Hafizh Cahya Aryansyah.

Mereka meraih juara dua Lomba Poster. Tim ketiga ada Anisa Sugiyanti, Anindya Amanda Damayanti, dan Amany Taqiyyah Wardhani juara dua Lomba Video Edukasi. Lalu, ada Anindya dan Amany di tim keempat meraih juara dua Lomba Esai Ilmiah.

Tim keempat, Anindya dan Amany mengambil subtema Innovation How to Avoid The Malnutrition Emergency in Pediatrics. Mereka menilai malnutrisi masih menjadi masalah global, terutama di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia.

Anindya mengatakan, kasus malnutrisi di Indonesia masih sangat tinggi. Data mengatakan kalau 27,7 persen anak Indonesia masih menderita gizi buruk. Padahal, tujuan SDGs negara pada 2025 itu untuk mengatasi seluruh masalah gizi.

"Sehingga, sangat dibutuhkan peran generasi muda untuk mewujudkan salah satu tujuan SDGs tersebut," kata Anindya, Selasa (7/6/2022).

Anindya dan Amany menawarkan sebuah solusi baru dalam penyelesaian masalah malnutrisi. Malnutrisi itu sendiri merupakan keadaan ketidakseimbangan mikrobiota pada usus yang berakibat kekurangan atau kelebihan nutrisi.

"Saat anak berat badannya berlebih (gemuk) juga disebut malnutrisi," ujar Amany. Terapi saat ini menggunakan F-75 dan F-100 untuk mengejar pertumbuhan anak.

Maka itu, mereka cetuskan terapi membenahi penyebab penyakit langsung, saat penyebab dari masalah nutrisi tersebut teratasi, tentu masalah malnutrisi bisa teratasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement