Kamis 09 Jun 2022 19:00 WIB

Sebut Pimpinan Khilafatul Muslimin Pendiri Ponpes Ngruki, BNPT: Kami Mohon Maaf

Pendiri Ponpes Al Mukmin adalah Abdullah Baraja, bukan Abdul Qadir Hasan Baraja.

Pengurus pondok beraktifitas di komplek Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (21/1/2019).
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Pengurus pondok beraktifitas di komplek Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (21/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid menegaskan bahwa pemimpin tertinggi Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja bukan salah satu pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki. Pendiri Ponpes Al Mukmin yang benar adalah Abdullah Baraja.

Pernyataan itu sebagai klarifikasi pemberitaan sebelumnya di mana disebutkan Abdul Qadir Baraja salah satu pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki. "Kami mohon maaf atas kekeliruan penyebutan tersebut. Abdul Qadir Baraja bukan pendiri Ponpes Al Mukmin,” ujar Nurwakhid dalam siaran pers, Rabu (8/6/2022).

Terkait pemimpin Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja, Nurwakhid mengungkapkan bahwa yang bersangkutan adalah mantan NII dan pernah ikut ambil bagian dalam Majelis Mujahidin Indonesia tahun 2000, walaupun memilih tidak aktif.

"Dia (Abdul Qadir Baraja) sudah dua kali ditangkap dan dihukum dengan keterlibatannya di jaringan terorisme. Pertama pada Januari 1979 terkait teror Warman. Kedua, dia ditahan atas kasus bom di Jawa Timur dan candi Borobudur pada awal tahun 1985," kata Nurwakhid.

Direktur BNPT Brigjen R Ahmad Nurwakhid sebelumnya menyebut Abdul Qadir Baraja, termasuk salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Kabupaten Sukoharjo. Pernyataan tersebut kemudian dibantah oleh pihak Ponpes Al Mukmin Ngruki yang menegaskan bahwa Abdul Qadir Baraja bukan merupakan pendiri pondok pesantren tersebut.

Dari enam pendiri pondok tersebut, saat ini hanya Ustaz Abu Bakar Ba'asyir yang masih hidup. Keenamnya adalah Ustaz Abdullah Sungkar, Ustaz Abu Bakar Ba'asyir, Ustaz Abdullah Baraja, Ustaz Yoyok Rosywadi, Ustaz Abdul Qohar Daeng Matase, dan Ustaz Hasan Basri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement