Rabu 15 Jun 2022 08:25 WIB

DIY Perketat Screening Antisipasi Varian BA.4 dan BA.5

Varian baru ini disebut hanya dapat terdeteksi melalui WGS.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Covid 19 (ilustrasi)
Foto: Max Pixel
Covid 19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Upaya mengantisipasi penyebaran varian baru Omicron yakni BA.4 dan BA.5 terus dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) DIY. Antisipasi dilakukan meskipun saat ini belum ditemukan kasus dari varian baru tersebut di DIY.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembayun Setyaningastutie mengatakan, pengetatan screening di pintu masuk ke DIY akan dilakukan untuk mengantisipasi varian baru ini. Terutama kedatangan dari luar negeri, mengingat kasus yang sudah ditemukan di Indonesia dikarenakan adanya riwayat perjalanan luar negeri.

"Jadi kita sekarang harus perketat adalah pintu kedatangan luar negeri di YIA," kata Pembayun. Pihaknya bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk melakukan screening ini.

Sebab, kata Pembayun, meskipun pelaku perjalanan sudah lolos screening di negara asal, namun jika menunjukkan salah satu gejala varian baru tersebut akan tetap dilakukan screening.

 

Pihaknya juga terus melakukan sosialisasi terkait protokol kesehatan guna mencegah penularan varian baru tersebut. Hal ini dilakukan sembari mempersiapkan laboratorium yang memiliki kemampuan Whole Genome Sequencing (WGS).

Pasalnya, varian baru ini disebut hanya dapat terdeteksi melalui WGS. Pihaknya juga berkoordinasi dengan kabupaten/kota se-DIY untuk mengirimkan sampel ke laboratorium dari kasus Covid-19 yang memiliki gejala mirip Omicron.

"Terjaringnya (varian baru) kan dengan itu (WGS), seperti BBTKLPP, FKKMK-UGM, RSUP Sardjito siap lakukan itu," ujarnya.

Pembayun juga menegaskan, dikarenakan BA.4 dan BA.5 ini masih masuk dalam keluarga Omicron, tingkat keparahannya rendah. Artinya, lanjut Pembayun, penularannya juga dimungkinkan tanpa gejala.

"Dari delapan kasus yang sudah ada di Indonesia, satu kasus statusnya sedang, satu ringan, lainnya tanpa gejala. Ini ditemukan di Bali dan DKI Jakarta," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement