Kamis 07 Jul 2022 16:36 WIB

Cegah Terorisme di Lingkungan Kampus, BNPT Sinergi dengan Pimpinan UB dan UMM

UB dan BNPT juga mendorong kerja sama dalam penelitian dan pengabdian.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar berdiskusi pada acara Focus Group Discussion (FGD) dengan jajaran pimpinan Perguruan Tinggi di Universitas Brawijaya (Unbiraw) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (6/7/2022).
Foto: dokpri
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar berdiskusi pada acara Focus Group Discussion (FGD) dengan jajaran pimpinan Perguruan Tinggi di Universitas Brawijaya (Unbiraw) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (6/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyatakan, terbukanya ruang komunikasi di sosial media sangat memudahkan proses penyebarluasan paham terorisme. Sehingga dirinya menilai perlu adanya upaya guna meningkatkan daya tahan masyarakat khususnya mahasiswa di lingkungan kampus sebagai generasi yang akrab dengan dunia maya.

Oleh karenanya anak muda perlu kita arahkan, kita ingatkan dan kita bimbing agar tidak mudah menjadi bagian dari penyebarluasan paham-paham tersebut," ujar Boy saat acara Silaturahmi Kebangsaan dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan jajaran pimpinan Perguruan Tinggi di Universitas Brawijaya (Unbiraw) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (6/7/2022).

Boy juga berharap bahwasanya generasi muda khususnya mahasiswa mampu mengambil bagian dalam upaya kontra narasi, dari paham yang mengarah pada berkembangnya bibit terorisme yang berbahaya bagi keutuhan NKRI.

"Dalam konteks memproduksi konten narasi yang berkaitan dengan nilai-nilai untuk mengembangkan hidup dengan semangat kerukunan, kebersamaan ditengah keberagaman bangsa. Karena anak muda kita sangat kreatif untuk membuat konten yang bisa diunggah di media sosial," kata Boy dalam siaran pers, Kamis (7/7/2022).

Tidak hanya itu, dirinya juga menyebut banyak hal yang bisa dikolaborasikan serta disinergikan dengan institusi kampus, mengingat persebaran paham terorisme di lingkungan perguruan tinggi yang dinilainya sudah sangat memprihatinkan.

"Kita angkat narasi wawasan kebangsaan kepada para peserta didik, menggelar program dialog dengan program warung NKRI yang sudah kita bentuk serta pembekalan wawasan kepada mahasiswa baru," katanya.

Menanggapi kunjungan Kepala BNPT tersebut, Rektor Universitas Brawijaya, Prof Widodo,mengatakan dirinya juga telah banyak berdiskusi terkait rencana program dan kerjasama yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan dan meminimalisir masuknya paham terorisme ke lingkungan kampus, mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi.

"Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat. Tadi sudah kita bahas banyak soal Pendidikan untuk mengedukasi generasi muda kita untuk makin mencintai bangsa dan negaranya. Kedua, dengan menyiapkan unit aktivitas atau kegiatan untuk meningkatkan profesionalisme misalanya dalam bidang bisnis, dan sebagainya," ujar Rektor Unbra, Prof Widodo.

Ketiga, melalui pembentukan mindset mahasiswa dengan banyak membangun narasi dan pola pikir inklusif, toleran sebagaimana cita-cita Universitas Brawijaya untuk menjadi World Class University.  Tidak hanya itu Universitas Brawijaya dan BNPT juga mendorong kerja sama dalam bidang penelitian serta pengabdian masyarakat.

"Melakukan penelitian bersama BNPT untuk membangun kajian riset serta pembinaan pemahaman kebudayaan nusantara melalui program Kawasan Terpadu Nusantara  (KTN) dalam hal pengabdian masyarakat," ucapnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang H Fauzan,  menilai kehadiran Kepala BNPT beserta jajaran justru memberikan penguatan terhadap upaya yang telah dilakukan guna mengantisipasi serta meminimalisasi terjadinya terorisme di lingkungan kampus melalui serangkaian program dan pembentukan kelembagaan.

"Kehadiran Kepala BNPT ini memberikan penguatan terhadap apa yang selama ini Universitas Muhammadiyah Malang lakukan, secara riil telah kita lakukan berbagai kegiatan salah satunya ‘Festival Kebangsaan’ sehingga tahapannya sudah bukan himbauan lagi namun telah kita lakukan sampai ke praktek-praktek. Jadi ini sangat klop," ujar Fauzan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement