Rabu 13 Jul 2022 15:47 WIB

Jadi 'Pilot Project' Pengolahan Sampah RDF, Cilacap Dikunjungi Pemda Bontang

Teknologi RFD mampu mengolah sampah menjadi bahan bakar setara batu bara.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
 Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menerima cinderamata dari Wali Kota Bontang Basri Rase di Ruang Gadri, Rabu (13/7/2022).
Foto: Dokumen
Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menerima cinderamata dari Wali Kota Bontang Basri Rase di Ruang Gadri, Rabu (13/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menerima kunjungan Wali Kota Bontang Basri Rase beserta rombongan di Ruang Gadri Pendopo Wijaya Kusuma Cakti, Rabu (13/7/2022) dalam rangka Studi Pembelajaran Pengolahan Sampah Terpadu Refuse-Derived Fuel (TPST RDF) di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Menjadi yang pertama di Indonesia, tentunya teknologi pengolahan sampah RDF sangat menarik perhatian pimpinan daerah di Indonesia karena mampu mengolah sampah menjadi bahan bakar setara batu bara.

Bupati Tatto Suwarto Pamuji dalam sambutannya mengatakan, rencana awal pembangunan RDF adalah karena kekhawatirannya terhadap dampak tumpukan sampah yang menggunung dan menjadi sumber penyakit.

“Karena itu saya mengajak PT SBI bagaimana mengolah sampah-sampah ini agar tidak menumpuk dan menjadi sesuatu yang lebih berguna dan memiliki daya jual,” ujar Bupati Tatto.

Melalui proses yang panjang, sejak inisiasi rencana pada 2012, akhirnya pada 2019 RDF Tritih Lor, Jeruklegi, diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

“RDF ini juga merupakan kerja sama Pemerintah Kabupaten Cilacap dengan Jerman. Silakan jika bapak ibu pimpinan daerah berminat dengan RDF, Pak Luhut menyediakan dana Rp 1 triliun untuk ini,” ungkap dia.

Sementara Wali Kota Bontang Basri Rase dalam sambutannya mengucapkan terima kasih karena telah diterima dengan baik di Kabupaten Cilacap, dan mengaku tertarik untuk mengadopsi teknologi RDF untuk mengolah sampah di wilayah Bontang.

“Kami merasa perlu datang kesini untuk belajar tentang pengolahan sampah, karena ini adalah masalah yang serius di hampir seluruh tempat di Indonesia. Jadi kami sangat berminat dan akan mengajukan kepada Pak Luhut terkait teknologi ini untuk dibangun di Bontang,” jelasnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Cilacap, Sri Murniyati menjelaskan bahwa produksi sampah di Cilacap mencapai 917 ton per hari dan  dihasilkan dari sekitar 1,9 juta jiwa populasi warga Kabupaten Cilacap.

Dari produksi sampah yang mencapai 917 ton per hari, kapasitas pengelolaan sampah berbasis RDF di TPST Jeruklegi, untuk saat ini telah mencapai sebanyak 160 ton per hari. "Artinya, sekitar 23 persen sampah yang diproduksi per hari telah dikelola melalui fasilitas RDF," ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cilacap, Sri Murniyati, beberapa waktu lalu.

Teknologi RDF adalah upaya pengelolaan sampah berkelanjutan yang mengedepankan ekonomi sirkular, melalui pengelolaan sampah menjadi sumber energi terbarukan yang rendah emisi.

Sampah yang masuk TPST ini terlebih dahulu dipilah dan hasilnya tetap memberikan manfaat bagi puluhan pemulung. Sisa sampah yang tidak termanfaatkan selanjutnya diolah menjadi RDF untuk kemudian dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement