Senin 18 Jul 2022 16:06 WIB

Masih Fluktuatif, Pedagang Migor Kemasan Harap Harga Stabil

Harga yang fluktuatif dampaknya sangat terasa bagi pedagang.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Komoditas minyak goreng kemasan di Pasar Legi Solo.
Foto: Republika/Binti Sholikah
Komoditas minyak goreng kemasan di Pasar Legi Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pedagang minyak goreng kemasan di Pasar Legi, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, mengeluhkan harga yang masih fluktuatif. Tri Wahyuni, salah satu pedagang bahan pokok menyebutkan, harga migor kemasan sangat fluktuatif sejak bulan lalu.

"Harganya turun drastis. Khususnya merek Fortune, soalnya saya jualnya cuma itu. Sebulan lalu per kardusnya Rp 238 ribu, sedangkan sekarang cuma dihargai Rp 170 per kardusnya," katanya.

Ia mengatakan harga yang fluktuatif dampaknya sangat terasa bagi pedagang. Khususnya yang memiliki banyak stok.  "Harapannya harganya itu stabil biar rakyat kecil juga tidak ketar ketir. Kalau turun sedikit, kalau naik pun sedikit, tidak langsung jatuh atau naik tinggi. Soalnya kalau kita jual murah kita rugi" ujarnya.

Sedangkan, menurut Tri harga minyak curah sudah mengalami penurunan sejak bulan lalu. Dari harga yang ditetapkan pemerintah Rp 14 ribu per kg turun Rp 11 ribu per kg. "Sudah turun sejak sebulan lalu kalau curah. Dulu heboh sekali sampai antri, sekarang sudah tidak ada," kata dia.

Sementara itu, menurut Sri, harga gula pasir stabil per Rp 12 ribu per kg. Walaupun, harga sebelumnya sempat Rp 15 ribu saat Idul Adha 1443 H. "Kalau harga telur Rp 26 ribu per kg. Ini menjadi yang tertinggi setelah Lebaran. Sebelumnya Rp 24.500 per kg," jelasnya.

Adapun untuk bawang merah menjadi Rp 50 ribu dari Rp 65 ribu per kg sejak tiga hari lalu. Lanjutnya untuk harga beras stabil di kisaran harga Rp 9.000. "Untuk tepung gandum mahal sekali. Sekarang Rp 10 ribu per kg biasanya Rp 7.000 - Rp 9.000 per kg," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement