Selasa 19 Jul 2022 19:47 WIB

UMY Komitmen Beri Beasiswa Pendidikan untuk Rakyat Palestina

Salah satu bantuan pendidikan diberikan melalui program UMY Summer School 2022

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Bendera Palestina. Ilustrasi
Foto: Reuters
Bendera Palestina. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dunia digempur isu diskriminasi, islamofobia dan xenofobia. Keadilan bagi seluruh umat manusia kembali terkikis, sehingga langkah menegakkan keadilan tanpa diskriminasi, islamophobia dan ketakutan menginspirasi lembaga keislaman dunia.

Muhammadiyah tidak luput menegaskan komitmen dan konsistensi terlibat dalam misi kemanusiaan di tengah kericuhan dunia. Salah satunya konflik yang terus terjadi di Palestina, yang mendorong terciptanya kolaborasi antara lembaga keislaman.

Majelis Diktilitbang, Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Quantum Akhyar Institute melalui beasiswa pendidikan ke rakyat Palestina.

Salah satu bantuan pendidikan diberikan melalui program UMY Summer School 2022 yang diikuti 850 peserta dari 42 negara. Mereka adalah Afghanistan, Australia, Bangladesh, Brasil, Kamerun, Cina, Republik Ceko, Mesir, Gambia, Ghana, Indonesia,  India, Iran, Irak, Yordania, Kenya, Lebanon, Liberia, Malawi, Malaysia, Nepal, Myanmar, Nigeria, Pakistan, Palestina, Filipina, Rwanda, Somalia, Afsel, Sudan, Spanyol, Sri Lanka, Taiwan, Tanzania, Thailand, Tunisia, Turki, UK, USA, Vietnam dan Yaman.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Syafiq A Mughni mengatakan, mereka telah bekerja sama Pemerintah Palestina untuk mengembangkan pendidikan rakyat Palestina. Karena, sejatinya kita sesama manusia yang diciptakan Allah SWT.

"Misi kemanusiaan itulah yang menjadi inspirasi kami untuk mendukung kebebasan Palestina dan mendukung kedaulatan Palestina," kata Syafiq dalam Summer School 2022.

Selain menegakkan keadilan, saling menghargai dan menghormati umat manusia jadi salah satu langkah dalam membangun dunia yang lebih baik. Juga, langkah dalam menemukan pesan Tuhan mengenai alasan perdamaian dunia perlu diciptakan.

Namun, perdamaian tidak dapat terwujud tanpa keadilan terlaksana. Kedua ini yang jadi basis misi kemanusiaan Muhammadiyah dalam lingkup global. Karenanya, harus terhormat dan menghormati orang lain untuk menciptakan keadilan dan perdamaian.

"Keduanya beriringan karena tidak ada kedamaian tanpa keadilan. Berdasarkan prinsip-prinsip itu, kita bertindak bersama bukan hanya dalam lingkup lokal, nasional, tapi secara global tanpa diskriminasi agama apapun yang dipeluk," ujar Syafiq.

Duta Besar Palestina, Zuhair Al Shun menuturkan, beasiswa pendidikan sangat penting bagi rakyat Palestina. Sebab, pendidikan tidak mudah didapatkan rakyat Palestina ,meskipun ketertarikan rakyatnya terhadap pendidikan sangat tinggi.

Keadaan tidak stabil menghambat akses pendidikan di Palestina. Maka itu, Zuhair menyambut baik kerja sama ini karena ke depan peperangan tidak cuma bisa dilawan menggunakan senjata, tapi harus bisa memakai otak demi mencapai kemerdekaan.

"Kami berharap kerja sama akan terus berlanjut tidak hanya untuk tahun ini, tapi tahun-tahun mendatang. Serta, kerja sama UMY dengan universitas di Palestina, sehingga dapat bekerja sama untuk kemitraan, pertukaran pelajar dan budaya," kata Zuhair. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement