Kamis 21 Jul 2022 14:24 WIB

Jelang Bergulirnya Liga, Suporter DIY Janji Jaga Kondusivitas

Bila ada masalah berakibat kerugian fisik, mereka bersedia mengganti kerugian.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Suporter Fanatik PSS. Suporter PSS Brigata Curva Sud (BCS) saat mendukung PSS pada sebuah pertandingan (ilustrasi).
Foto: Republika/ Wihdan
Suporter Fanatik PSS. Suporter PSS Brigata Curva Sud (BCS) saat mendukung PSS pada sebuah pertandingan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Manajer, panitia pelaksana pertandingan sampai suporter klub di DIY menyampaikan pernyataan sikap menyukseskan kompetisi Liga 1 dan Liga 2. Mereka merupakan perwakilan-perwakilan dari klub PSS Sleman dan klub PSIM Yogyakarta.

Pernyataan sikap tersebut melibatkan Slemania, Brigata Curva Sud, Brajamusti, dan Mataram Independen. Pernyataan dibacakan panpel pertandingan PSIM Yogyakarta, Wendy Umar, yang berisi antara lain akan menjunjung tinggi sportivitas kompetisi Liga 1 dan Liga 2 di DIY.

"Manajer klub, panitia pelaksana pertandingan, ketua suporter akan menjunjung tinggi sportifitas olahraga sepakbola BRI Liga 1 dan Liga 2 Indonesia 2022 di DIY," kata Wendy di Mapolda DIY, Kamis (21/7/2022).

Mereka juga menyatakan untuk senantiasa memelihara situasi, mengendalikan pengurus, pemain dan massa suporter agar mendukung terselenggaranya Liga 1 dan Liga 2, serta melakukan koordinasi bersama aparat demi kelancaran pertandingan Liga 1 dan Liga 2.

Mewakili para suporter, mereka menyatakan akan menaati peraturan lalu lintas saat menuju dan kembali dari stadion. Mereka juga berkomitmen akan terus memakai helm, tidak bonceng tiga, tidak pakai knalpot blombongan, tidak mengonsumsi miras, serta tidak membawa tongkat bendera dalam bentuk apa pun.

Mereka juga berjanji untuk tidak mengganggu pertandingan dengan menyalakan flare, laser pena, kembang api, petasan dan bom asap, serta tidak melakukan, intimidasi, perusakan, penganiayaan, pembakaran, penghadangan, pelanggaran hukum kepada pemain atau suporter lawan.

"Manajer klub, panpel dan ketua suporter bertanggung jawab atas perilaku pemain, ofisial, personel dan penonton dalam tiap pertandingan kandang maupun tandang," ujar Wendy.

Bila ada masalah berakibat kerugian fisik atau materiil akibat suporter, manajer klub, panpel dan ketua suporter siap mengganti kerugian. Mereka juga mengecam tindak anarkis di dalam dan di luar stadion serta menyerahkan sepenuhnya pelaku kepada proses hukum.

Selain itu, Wendy menekankan, manajer, panpel dan ketua suporter menyatakan akan selalu tunduk dan patuh perundang-undangan yang berlaku. Karenanya, jika terjadi pelanggaran hukum mereka menyatakan siap menerima sanksi hukum sesuai peraturan.

Wakapolda DIY, Brigjen Pol Slamet Santoso mengingatkan, DIY memiliki dua tim perwakilan yang akan berkompetisi di Liga 1 dan Liga 1, yaitu PSS dan PSIM. Karenanya, perlu sinergitas semua elemen dan terbentuk satu komitmen bersama.

Ia menekankan, hal itu penting dalam rangka mengamankan jalannya kompetisi Liga 1 dan Liga 2 yang kondusif. Slamet berharap, kompetisi yang berjalan di DIY mendatang dapat dikelola dengan baik oleh semua pihak-pihak yang terkait.

"Baik para manajer klub, panitia penyelenggara hingga para suporter, sehingga situasi kamtibmas berjalan dengan aman dan lancar, sehingga masyarakat dapat menikmati jalannya pertandingan," kata Slamet. 

Selain itu, Slamet berharap, DIY mampu menjadi percontohan bagi daerah lain. Dengan terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif dalam penyelenggaraan Liga 1 dan Liga 2 serta semua agenda yang diselenggarakan di DIY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement