Senin 25 Jul 2022 10:16 WIB

Teknologi Wolbachia Potensial Diimplementasi di Luar Yogyakarta

Penting kerja sama lintas pihak dalam implementasi teknologi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Penarikan ember nyamuk ber-wolbachia di Sleman.
Foto: Wahyu Suryana
Penarikan ember nyamuk ber-wolbachia di Sleman.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengunjungi Lab Entomologi World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta. Budi mendengar langsung WMP Yogyakarta tentang implementasi teknologi Wolbachia, khususnya usai tahap penelitian 2020.

Dilanjut implementasi Pemkab Sleman dan Pemkab Bantul. Budi mengapresiasi agar implementasi teknologi bisa terus dilakukan untuk menyehatkan Indonesia. Project Leader WMP Yogyakarta, Prof Adi Utarini, mengapresiasi kunjungan tersebut.

Adi turut menyampaikan presentasi hasil penelitian di Kota Yogyakarta, proses implementasi bersama Kabupaten Sleman dan  Bantul. Serta, kontribusi dalam mendukung strategi nasional penanggulangan dengue 2021-2025 di Indonesia.

 

 

Teknologi wolbachia memiliki efikasi tinggi menurunkan kasus dengue 77 persen dan menurunkan tingkat rawat inap rumah sakit 86 persen. Telah pula mendapat rekomendasi Vector Control Advisory Group (VCAG) WHO untuk implementasinya.

"Kami berharap, pada masa mendatang teknologi wolbachia bisa diimplementasikan di daerah lainnya di luar Yogyakarta, sehingga dapat membantu menurunkan kasus dengue secara signifikan," kata Adi.

Dalam kunjungannya, Budi mendapat penjelasan dari ahli serangga WMP Yogyakarta, Warsito Tantowijoyo, terkait cara kerja bakteri Wolbachia menghambat transmisi virus. Implementasi lapangan meletakkan ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia.

Sampai kapasitas produksi telur dalam insektarium yang didanai sepenuhnya oleh Yayasan Tahija. Budi membenarkan, kedatangannya ke WMP Yogyakarta memang untuk mempelajari penurunan kejadian demam berdarah dengan mengendalikan nyamuknya.

"Yaitu, dengan cara membuat nyamuknya tidak dapat menyebarkan virus dengue lagi, dengan menyebarkan nyamuk ber-wolbachia," ujar Budi.

Selain mendapat informasi terkait aspek teknologi, implementasi, dan dampaknya terhadap penurunan kasus, Budi mengangkat pentingnya kerja sama lintas pihak dalam implementasi teknologi. Khususnya, untuk implementasi di luar Yogyakarta.

Dibutuhkan keterlibatan aktif dari semua pemangku. Baik di tingkat kementerian, dinas kesehatan, pemangku-pemangku wilayah, hingga kerja sama dengan mitra yang berkomitmen dalam mendukung pelaksanaannya, termasuk untuk dukungan pendanaan.  

Pada akhir kunjungan, Kementerian Kesehatan menyampaikan akan mencermati data kota/kabupaten dengan beban dengue tinggi di Indonesia. Selain mempertimbangkan kasus dengue tinggi, Prof Adi menyampaikan pula pelatihan dan magang activate.

Saat ini, berlangsung bagi delapan kota/kabupaten yang digelar Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM. Ini jadi pertimbangan dalam implementasi teknologi ini di wilayah prioritas di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement