Senin 25 Jul 2022 20:09 WIB

Dialog Kebangsaan UII Bahas Pembangunan Berbasis Pemerataan

Imaji satu abad Indonesia jadi narasi yang pantas untuk didialogkan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UII Yogyakarta.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UII Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur merupakan cita-cita kebangsaan amanat pendiri bangsa seperti dalam Pembukaan UUD 1945. Kemerdekaan memang telah dicapai sejak hampir delapan dasawarsa silam.

Namun, mewujudkan masyarakat bersatu, adil, dan makmur terus jadi pekerjaan rumah lintas generasi. Terlebih, di tengah tantangan zaman yang penuh ketidakpastian. Maka itu, imaji satu abad Indonesia jadi narasi yang pantas untuk didialogkan.

Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta sebagai Kampus Islam dan Kampus Kebangsaan berinisiatif menggelar Dialog Kebangsaan: Imaji Satu Abad Indonesia. Dialog berlangsung 26 Juli 2022 di Auditorium Prof KH Abdul Kahar Mudzakkir UII.

Menghadirkan Menkopolhukam, Mahfud MD, Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, dan Rektor UIN Sunan Kalijaga (2010-2014), Prof Musa Asy'arie. Mereka bakal mendialogkan lagi gagasan pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, serta berbasis semangat pemerataan.

 

Rektor UII, Prof Fathul Wahid mengatakan, Indonesia yang sudah cukup berumur ini seharusnya sudah mampu mewujudkan apa yang dicita-citakan pendiri bangsa. Dialog ini ingin mengajak semua elemen bangsa memikirkan bersama secara kolektif.

"Untuk memikirkan bersama secara kolektif, Indonesia berusia satu abad itu seperti apa, dan pekerjaan rumah apa saja yang masih belum tuntas yang perlu diselesaikan. Dialog kebangsaan ini kami harapan ikut melantangkan ajakan itu," kata Fathul kepada Republika.co.id, Senin (25/7).

Guna membumikan gagasan pembangunan tersebut, tentunya diperlukan pondasi yang kokoh, persatuan. Berangkat dari sana, akan muncul sejumlah pertanyaan dan titik tolak diskusi yang bernas, sejauhmana potensi umat Islam merekatkan persatuan.

Kemudian, tantangan apa yang Indonesia hadapi dalam mewujudkan pemerataan pembangunan. Ke mana arah Indonesia dalam pembangunan manusia dan penguasaan iptek serta bagaimana potensi Indonesia dalam mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Fathul menekankan, UII merasa terhormat dapat menjadi rumah untuk mendialogkan pemikiran dari cerdik cendekia. Terselip harapan, semoga pesan yang terkandung dalam acara ini semakin lantang dan mewarnai keragaman diskursus pemikiran.

Diharapkan, dialog kebangsaan ini mampu membuat semakin banyak anak bangsa yang peduli dengan bangsa dan negara. Semakin banyak anak bangsa yang lebih serius berpikir sekaligus mencari solusi atas masalah-masalah yang ada.

"Serta, semakin banyak anak bangsa yang bareng-bareng menjalankan peran yang saat ini dipunyai, kita kanalkan bersama-sama bagaimana kita menjadikan bangsa Indonesia yang lebih sejahtera, lebih adil, dan lebih bermartabat ke depannya," ujar Fathul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement