Selasa 26 Jul 2022 13:55 WIB

Tren Kasus PMK di Jatim Diklaim Menurun

Pelaksanaan vaksinasi tahap II dimulai secara serentak di Jawa Timur pada 25 Juni.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Tren Kasus PMK di Jatim Diklaim Menurun (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Tren Kasus PMK di Jatim Diklaim Menurun (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengklaim tren sebaran kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jatim menurun signifikan. Jika sebelumnya tanbahan kasus PMK di Jatim bisa mencapai 6.000 kasus per hari, saat ini hanya sekitar 1.000 kasus per hari. Khofifah menyatakan, dalam upaya menekan penyebaran PMK, pihaknya terus menggenjot vaksinasi PMK pada hewan ternak yang saat ini sudah memasuki tahap kedua.

Khofifah menjelaskan, di tahap satu, di Jatim telah dilakukan vaksinasi PMK pada 380.091 ekor hewan ternak atau setara 7,3 persen dari total ternak sapi di Jawa Timur yang mencapai 5,2 juta ekor. Rinciannya, untuk sapi perah yang telah divaksin sebanyak 267.250 ekor, sapi potong 109.751 ekor, ternak bibit 2.290 ekor, dan hewan konservasi 800 ekor yang tersebar di Taman Safari Indonesia, Kebun Binatang Surabaya, dan Secret Zoo batu. 

Baca Juga

"Untuk memperluas pelaksanaan vaksinasi PMK di Jawa Timur, pada 20 Juli 2022 kita menerima vaksin tahap dua sebanyak 600 ribu dosis. Seluruh vaksin itu telah kami didistribusikan ke 38 kabupaten/ kota di Jatim yang akan digunakan untuk melakukan perluasan vaksinasi maupun untuk re-vaksinasi pada sapi yang sudah menerima vaksin dosis pertama," kata Khofifah, Selasa (26/7).

Khofifah melanjutkan, alokasi vaksin tahap II di Jatim yaitu untuk re-vaksinasi sebanyak 380.100 dosis, dan alokasi untuk perluasan vaksin pertama pada sapi potong sebanyak 219.900 dosis. Khofifah mengatakan, pelaksanaan vaksinasi tahap II telah dimulai secara serentak di Jawa Timur pada 25 Juli 2022.

 

"Kami ingin menegaskan bahwa kami secara sinergis serius melakukan penanggulangan PMK ini. Strategi yang kita lakukan sejauh ini utamanya adalah menggalakkan vaksinasi pada ternak yang sehat," kata Khofifah. 

Khofifah menjelaskan, prioritas pertama yang harus divaksin adalah ternak bibit, sapi perah, sapi potong, dan kerbau. Sedangkan untuk ternak kambing, domba, dan babi akan dilakukan vaksinasi setelah ternak sapi dan kerbau tervaksin 100 persen. Percepatan vaksinasi PMK di Jatim melibatkan seluruh tenaga kesehatan hewan yang mencapai 2.450 orang. Yaitu 950 dokter hewan dan 1.500 paramedik veteriner.

"Kami juga bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Peternakan dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia untuk melatih tenaga kesehatan dari unsur TNI dan Polri sebanyak 1.200 orang," kata Khofifah.

Selain itu, lanjut Khofifah, pihaknya juga melibatkan dokter muda dari Fakultas Kedokteran Hewan Uniar, Unibraw, dan Universitas Wijaya Kusuma dengan total 600 dokter muda. Juga melibatkan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) sebanyak 350 dokter hewan. 

"Sehingga total vaksin 600 ribu dosis akan terselesaikan selama 1,5 bulan. Tetapi kami sedang menghitung ulang untuk opsi percepatan," ujarnya. 

Ke depan pihaknya berharap suplai vaksin dari pusat bisa lancar tersalurkan ke daerah sehingga upaya vaksinasi bisa terus dilakukan dengan cepat. Khofifah yakin dengan upaya ini kasus PMK di Jatim bisa dihentikan dan seluruh hewan ternak di Jatim kembali dalam kondisi sehat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement