Kamis 28 Jul 2022 23:11 WIB

ADM G20 di Yogyakarta Cari Solusi Dampak Konflik Rusia-Ukraina

Sebanyak 17 negara hadir secara fisik dan tiga negara hadir secara virtual.

ADM G20 di Yogyakarta Cari Solusi Dampak Konflik Rusia-Ukraina (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
ADM G20 di Yogyakarta Cari Solusi Dampak Konflik Rusia-Ukraina (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Delegasi G20 dalam Pertemuan Kedua Kelompok Kerja Pertanian Tingkat Deputi/Eselon I ("Second Agriculture Deputies Meeting"/ADM) di Yogyakarta ikut mencari solusi menangani dampak konflik Rusia-Ukraina terhadap ketahanan pangan dunia.

"Ada kekurangan (komoditas pangan) yang terjadi karena dinamika yang ada, maka kami coba membahas solusinya akan seperti apa," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono saat konferensi pers, seusai pertemuan hari kedua Second Agriculture Deputies Meeting (ADM), di Yogyakarta, Kamis (28/7/2022).

Baca Juga

Menurut dia, konflik Rusia-Ukraina turut menjadi pembahasan para delegasi G20 dalam forum ADMKedua di Yogyakarta, mengingat dua negara itu termasuk pemasok komoditas pangan dunia. "Dibahas karena memang dua negara ini adalah negara sumber pangan dunia. Itu betul jadi ada pembahasan itu," kata dia.

Kendati banyak pandangan mengenai konflik itu, menurut Kasdi, Indonesia sebagai Presidensi G20 memiliki posisi untuk tetap menjaga keutuhan seluruh anggota. "Banyak pandangan dari semua member (G20), tapi kita harus bisa menjadi penengah, satu hal mungkin penting adalah menjaga persatuan," kata dia.

Menurut dia, solusi yang dibahas bukan sekadar persoalan mendorong dua negara itu untuk segera mengakhiri konflik, tetapi yang utama adalah memastikan keamanan serta keterbukaan akses pangan dunia. Karena itu, menurut Kasdi, Pokja Pertanian G20 Indonesia mengusung Tema "Balancing Food Production and Trade to Fulfil Food for All" yang bertujuan untuk mencerminkan komitmen G20 dalam memastikan pasokan pangan yang aman untuk semua.

Pada hari pertama Forum Deputi Pertanian G20 itu, Indonesia menyuarakan keterbukaan akses pangan dunia. Indonesia sebagai presidensi memberikan pandangan bahwa terkait dengan pangan tidak boleh ada batasan negara, tidak boleh ada batasan bangsa. "Harus terbuka," kata dia pula.

Selain transparan, kata dia, pasokan pangan dunia harus transparan serta dapat diakses seluruh pihak, terutama anggota G20.Pertemuan Kedua Agriculture Deputies Meeting (ADM) di Yogyakarta 27-29 Juli 2022 membahas tiga isu prioritas bidang pertanian yang akan menjadi draf komunike/deklarasi Menteri Pertanian G20 Presidensi Indonesia tahun 2022.

Pertemuan itu dihadiri 157 delegasi dari 20 negara anggota G20. Sebanyak 17 negara hadir secara fisik dan tiga negara hadir secara virtual, hadir pula tujuh negara undangan, serta 13 organisasi internasional, baik secara fisik dan virtual.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement