Senin 01 Aug 2022 23:28 WIB

Pesantren Balonggading Jombang Terapkan Metode Belajar Alquran Daring

Peserta tetap bisa belajar Alquran, kendati dilakukan secara daring.

Pesantren Balonggading Jombang Terapkan Metode Belajar Alquran Daring (ilustrasi).
Foto: Flickr
Pesantren Balonggading Jombang Terapkan Metode Belajar Alquran Daring (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JOMBANG -- Pondok Pesantren (Ponpes) Balonggading, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, membuat terobosan baru dengan menerapkan metode belajar membaca dan menulis Al-Quran secara daring lewat "GOQUR'AN".

Direktur Utama Program "GOQUR'AN" Pesantren Balonggading, Kabupaten Jombang, K.H. Ikhsan Efendi mengemukakan metode ini dipilih karena dari pesantren untuk terus mengembangkan belajar menulis dan membaca Al-Quran. Daring dipilih agar lebih menjangkau dan fleksibel bagi yang ingin belajar.

Baca Juga

"Ini tuntutan zaman, sebab zaman berubah setiap waktu. Pelajaran model virtual adalah tuntutan dan pesantren harus bisa menjawabnya," katanya.

Ia menjelaskan dalam program ini sudah dibentuk tim khusus baik ustadz maupun tenaga IT yang akan ditugaskan. Para ustadz ilmunya juga bersanad atau tersambung dengan guru-guru, sehingga mempunyai ilmu yang jalurnya terverifikasi, bersertifikat.

Hingga kini, ada delapan ustaz yang akan diperbantukan. Mereka ada yang hafiz dan berbagai macam cabang ilmu lainnya.

Dalam metode "GOQUR'AN" ini, santri bisa belajar lewat daring. Proses belajar secara virtual, namun ketika akan ujian harus datang ke pesantren. Dalam proses pembelajaran, dari madrasah mengajarkan cara membaca menulis Al-Quran. Kelas yang diambil bisa kelas umum, kelas keluarga hingga kelas privat.

Ada juga proses pembelajaran Al-Qur'an dengan metode Tartila, yakni sebuah cara pembelajaran al-Qur'an dengan pendekatan fungsi huruf atau pendekatan bunyi (at-thariqah al- shauthyyah), pembelajaran membaca huruf arab langsung bersyakal.

Nantinya, calon santri bisa memilih ustaz serta menentukan waktunya sendiri untuk belajar. Semua dilakukan secara daring yang bisa diikuti berbagai macam usia. "Ada kolom pilihan nantinya. Santri bisa memilih kelas, ada yang kelas pagi, siang, sore, malam. Ustadz juga banyak, jadi santri bisa menentukan waktunya, jam pembelajaran," kata dia.

Ia menjelaskan, program ini dipilih dengan harapan bisa menjangkau hingga pelosok negeri termasuk luar negeri. Peserta tetap bisa belajar Al-Quran, kendati dilakukan secara daring. "Produk ini baru, semoga bisa sampai seluruh Nusantara, bisa diakses siapa pun," demikianIkhsan Efendi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement