Jumat 12 Aug 2022 09:19 WIB

Dua Tahun Vakum, Tasyakuran Festival Nelayan Cilacap Digelar Lagi

Kegiatan ini bagian dari patok-patok budaya di Cilacap.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Nelayan menghias kapal sebagai bagian dari acara festival  (ilustrasi)
Foto: Republika/IST
Nelayan menghias kapal sebagai bagian dari acara festival (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Usai terhenti selama dua tahun, Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, bersama Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap kembali menggelar Tasyakuran Festival Nelayan Cilacap 2022 pada Kamis (11/8/2022). Tasyakuran yang digelar di Pendopo Wijayakusuma Cakti ini dihadiri Bupati Tatto Suwarto Pamuji bersama Forkopimda, jajaran pengurus HNSI Cilacap, dan kelompok nelayan.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Cilacap, Paiman menjelaskan, sejak pemerintahan Bupati Pudjono Pranyoto pada 1982 hingga sekarang, perhelatan seremonial ini menjadi bagian dari agenda wisata budaya di Cilacap.

Rangkaian kegiatan Festival Nelayan dimulai sejak pagi, diawali ziarah ke Karang Bandung di Pulau Majethi, Nusakambangan, oleh para sesepuh nelayan. Agenda kemudian berlanjut pada malam tirakatan, dan pagi berikutnya, Jumat (12/8/2022) Kliwon digelar kirab jolen dari Pendopo Wijayakusuma menuju Pantai Teluk Penyu.

“Ada delapan kelompok nelayan bersama HNSI Cilacap yang akan berpartisipasi dalam Festival Nelayan Cilacap 2022. Yakni kelompok nelayan PPSC, Pandanarang, Bengawan Donan, Lengkong, Sidakaya, Sentolokawat, Kemiren, dan Tegalkatilayu,” kata Paiman.

Selain meningkatkan geliat wisata budaya, Paiman berharap ada multiefek dari gelaran Festival Nelayan, terutama mendorong pertumbuhan ekonomi kalangan UKM. Terlebih, event ini sempat absen selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.

Bupati Tatto Suwarto Pamuji menjelaskan, Festival Nelayan merupakan bagian dari patok-patok budaya di Cilacap. Aspek ini tertuang dalam kebijakan Bangga Mbangun Desa, khususnya pada pilar keempat yakni Lingkungan Sosial dan Budaya.

“Cilacap itu kabupaten terluas di Jawa Tengah. Penduduknya terbanyak, heterogen. Agama apa saja ada, etnis apa saja ada,” kata bupati.

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat senantiasa mengedepankan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga situasi kamtibmas tetap terjaga dan masyarakat dapat beraktivitas dengan aman dan nyaman.

Adapun rute arak-arakan jolen akan melintasi Jalan A Yani – Jalan Sutoyo – Brug Menceng kemudian menuju jalan laut ke arah Teluk Penyu. Sesampai di Pantai Teluk Penyu, dilaksanakan upacara pelepasan jolen, dengan diiringi penampilan kesenian tradisional.

Kemudian dilanjutkan syukuran dengan menggelar kesenian wayang kulit semalam suntuk pada jumat malam. Pertunjukan wayang kulit ini digelar oleh masing masing kelompok nelayan Cilacap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement