Senin 15 Aug 2022 13:18 WIB

Ketum PPP: KIB Dibentuk untuk Menang

Pengurus partai yang berkoalisi disebut tidak ingin durhaka terhadap zaman.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Ketua Umum Golkar Airlagga Hartarto (tengah), Ketum PAN Zulkifli Hasan (kiri), Ketum PPP Suharso Monoarfa (kanan) saat meluncurkan Visi-Misi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Hotel Shangri-la, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (14/8/2022).
Foto: Istimewa
Ketua Umum Golkar Airlagga Hartarto (tengah), Ketum PAN Zulkifli Hasan (kiri), Ketum PPP Suharso Monoarfa (kanan) saat meluncurkan Visi-Misi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Hotel Shangri-la, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (14/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoafa menyatakan, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dibentuk dan digalang bukan hanya untuk menyatukan ketiga partai yang berkoalisi. KIB, kata Suharso, dibentuk dan digalang untuk menang dan merebut peluang.

"KIB kita bentuk dan galang bukan hanya untuk bersatu. KIB kita bentuk dan galang untuk menang, juga untuk merebut peluang," kata Suharso saat meluncurkan Visi Misi KIB di Hotel Shangri-la Surabaya, Ahad (14/8/2022).

Suharso melanjutkan, tujuan utamanya dibentuk KIB adalah untuk menentukan arah Bangsa Indonesia ke depan. Suharso menyatakan, dibentuknya KIB karena pengurus partai yang berkoalisi tidak ingin durhaka terhadap zaman.

Saat ini, kata dia, masyarakat hidup di zaman besar. Agar tidak durhaka terhadap zaman, KIB berniat membangun generasi bangsa yang berkualitas agar menjadi orang-orang besar yang bisa beradaptasi dan mengikuti perkembangan zaman.

"Untuk itu lah KIB kita bentuk dan galang. Sebab kita tak mau menjadi generasi yang durhaka terhadap zaman. Kita ada di zaman besar dan agar tidak durhaka kepada zamannya kita harus membangun kualitas diri menjadi orang-orang besar," ujarnya.

Suhrso melanjutkan, salah satu yang harus dikelola secara benar adalah karena Indonesia berhadapan dengan bonus demografi. Di mana pada 2025 hingga 2035 ada sekitar 191 juta penduduk Indonesia yang masuk usia produktif. Pemimpin yang terpikih pada Pemilu 2024, jata dia, harus memanfaatkan bonus demografi sebagai sumber daya efektif bangsa menuju negara maju.

"Peluang terbentang di hadapan kita. Jika tidak kita kelola dengan layak dan bermartabat maka hanya akan lewat begitu saja. Hanya menjadi menumen statistik dan tidak menjadi monumen kesejahtraan rakyatnya," kata Suharso.

Suharso melanjutkan, melihat peluang tersebut, partai yang tergabung dalam KIB terpanggil untuk mengelola dan memanfaatkan untuk mengangkat setinggi-tingginya kesejahteraan rakyat. KIB, lanjut Suharso, wajib dikelola untuk bisa merebut kemenangan pada Pilpres 2024, sehingga bisa mengelola peluang emas yang ada saat ini.

"KIB dipanggil oleh sejarah untuk mengelurkan Indonesia dari middle income trap. KIB harus merebut kemenangan dan memastikan terjadinya kecepatan kesejahteraan rakyat dan membebaskan Indonesia dari middle income trap," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement