Senin 22 Aug 2022 23:19 WIB

Grha Keris Dinilai sebagai Wujud Penghargaan Seni Budaya Jawa

Grha Keris kedepannya menjadi inkubator pelestarian budaya.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Grha Keris Dinilai sebagai Wujud Penghargaan Seni Budaya Jawa (ilustrasi).
Foto: dok UBL
Grha Keris Dinilai sebagai Wujud Penghargaan Seni Budaya Jawa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X meresmikan Grha Keris di Jalan Gamelan Kidul Nomor 1, Penambahan, Kraton, Kota Yogyakarta, Senin (22/8). Kehadiran Grha Keris dinilai sebagai wujud penghargaan seni budaya, sekaligus menjadi sumber inspirasi nilai budaya Jawa.

"Saya optimis (dengan) keberadaan Grha Keris, warisan budaya yang ada di DIY akan lebih maju dan berkembang dengan lebih baik lagi," kata Sultan.

Baca Juga

Sebagai warisan budaya tak benda yang diakui Unesco pada 2005, Sultan menyebut, keris harus dimaknai lebih mendalam. Sultan pun berharap Grha Keris kedepannya menjadi inkubator pelestarian budaya.

"Menjadi tugas kita bersama untuk mengaktualisasi warisan budaya tak benda menjadi sebentuk etos atau karya, dalam wujud berbagai bentuk dan media," ujar Sultan.

 

Ia juga berharap, keris yang merupakan peninggalan leluhur dan menyimpan banyak simbol dapat dimaknai lintas generasi. Bahkan, hal ini juga diharapkan dapat diwariskan ke generasi muda.

Sultan menjelaskan, keris dulunya sendiri berfungsi sebagai senjata dalam peperangan, sekaligus sebagai benda pelengkap sesajen. Sementara, saat ini keris menjadi aksesoris dalam berbusana dan menjadi simbol budaya.

"Masyarakat Jawa kan semuanya pakai simbol, jadi bisa diwarisi para generasi muda," tambahnya.  

Grha Keris yang dipilih di bangunan di Jalan Gamelan Kidul Nomor 1, kata Sultan, dilandasi karena alasan historis. Menurut Sultan, di kawasan tersebut dulunya merupakan tempat pertemuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan gerilyawan.

"Bahkan kursi beliau (HB IX) masih ada di sini. Harapannya, keris peninggalan leluhur kita berada di tempat yang bernilai historis," jelasnya.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, keris sendiri telah tumbuh berkembang menjadi aset budaya nasional yang membentuk jati diri bangsa. Visi dari adanya Grha Keris ini, kata Dian, sebagai pemeliharaan keris yang ada di DIY pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

"Serta menjadi pusat kegiatan persemaian budaya keris sesuai dengan perkembangan zaman," kata Dian.

Selain itu, Dian menyebut, visi Graha Keris ini juga untuk melestarikan budaya keris sesuai dengan potensi yang ada secara profesional. Tidak hanya itu, katanya, juga sebagai tempat penggalian dan pengkajian potensi ekosistem keris di DIY.

"Juga melakukan pengembangan budaya keris yang ada," tambah Dian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement