Kamis 08 Sep 2022 16:02 WIB

Panen Raya, Harga Komoditas Bawang di Sleman Diharap Stabil

Produksi kampung bawang merah Gendingan Tirtomartani ditargetkan meningkat 20 persen.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kegiatan panen bawang merah di Desa Jarakan, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY.
Foto: Wahyu Suryana
Kegiatan panen bawang merah di Desa Jarakan, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gapoktan Tirto Sembodo di Padukuhan Jarakan, Kalurahan Tirtomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY, sukses melakukan panen raya bawang merah. Salah satu gapoktan penerima bantuan Ditjen Hortikultura tersebut mampu memanen 21,5 ton per hektare.

Kepala Bidang Hortikultura DPKP DIY, Wiwin Suryawati mengatakan, capaian Tirto Sembodo layak untuk diapresiasi. Selain itu, produksi kampung bawang merah Gendingan Tirtomartani turut ditargetkan meningkat 20 persen per tahunnya.

Wiwin berharap, kondisi baik tersebut dapat dikembangkan dalam bentuk pasar lelang bawang merah. Setelah sukses memiliki pasar lelang cabai, ia berharap, semoga ke depannya secara bertahap pasar lelang dilakukan untuk bawang merah.

"Sehingga, daya tawar petani lebih tinggi dan lebih bisa menyejahterakan petani ," katanya, Kamis (8/9/2022).

 

Pada kesempatan itu, turut diserahkan bantuan secara simbolis sembilan unit pompa air dan 20 pH meter. Bantuan diberikan Lurah Tirtomartani, Indra Gunawan, kepada perwakilan petani Gapoktan Tirto Sembodo, dan disaksikan langsung oleh wakil bupati Sleman.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menyampaikan rasa bangga atas keberhasilan petani-petani di Gapoktan Tirto Sembodo dalam memanen bawang merah. Ia turut menyampaikan apresiasi atas bantuan yang diberikan ke petani.

Ia menilai, pemberian bantuan itu akan sangat membantu petani-petani dalam bud daya bawang merah yang dilakukan. Tujuannya, tidak lain meningkatkan angka produktivitas sekaligus kualitas bawang merah yang dihasilkan Kabupaten Sleman.

Kepada petani, ia mengingatkan, harus memberikan perhatian khusus kepada tiga titik kritis dari rantai agribisnisnya. Meliputi ketersediaan benih unggul dan bermutu, teknik budidaya yang dikembangkan, penanganan panen dan setelah panen.

Ketiganya, lanjut Danang, merupakan kunci penting untuk memberikan keuntungan bagi petani. Karenanya, ia berharap, petani-petani di Gapoktan Tirto Sembodo bisa membangun manajemen yang baik untuk masa tanam komoditi bawang merah.

"Saya berharap, harga komoditas bawang merah ini akan stabil dan produknya selalu tersedia di pasaran dalam jumlah yang mencukupi," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement