Kamis 15 Sep 2022 18:08 WIB

Kembangkan Komponen Kendaraan Listrik, INKA dan VKTR Gandeng Barata Indonesia

Tujuan dibentuknya kerja sama strategis ini untuk mewujudkan ekosistem transportasi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kembangkan Komponen Kendaraan Listrik, INKA dan VKTR Gandeng Barata Indonesia (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Kembangkan Komponen Kendaraan Listrik, INKA dan VKTR Gandeng Barata Indonesia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,GRESIK -- PT. Barata Indonesia (Persero) bersama PT. Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA serta PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), menyepakati kerja sama pengembangan dan pembuatan komponen otomotif berbasis kendaraan listrik. Perjanjian Pendahuluan (Head of Agreement atau HoA) antara ketiga pihak ditandatangani di Gresik, Jawa Timur pada Kamis (15/9).

Direktur Keuangan, SDM dan Management Risiko, PT INKA (Persero), Andy Budiman mengatakan, ketiga perusahaan yang baru melaksanakan penandatangan HoA tersebut sepakat berkolaborasi mengembangkan komponen otomotif. Terutama untuk kendaraan listrik, dalam rangka menciptakan ekosistem industri komponen kendaraan listrik.

Baca Juga

Adapun, ruang lingkup kerja sama ketiga perusahaan tersebut meliputi pengembangan komponen otomotif terutama untuk kendaraan listrik, pengujian performansi dan durability komponen otomotif hasil pengembangan bersama, serta implementasi komponen hasil pengembangan dalam kendaraan listrik. “Untuk tahap pertama kolaborasinya akan diimplementasikan pada transportasi bus listrik yang dibuat oleh PT INKA,” kata Andy.

PT INKA (Persero) diakuinya sedang memproduksi 53 unit bus listrik dalam mendukung Perpres nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle). Dari 53 unit bus listrik yang diproduksi, 30 unit di antaranya akan digunakan untuk transportasi KTT G-20 dan setelah KTT G-20 akan dioperasikan semuanya oleh Perum DAMRI di Bandung dan Surabaya. 

“TKDN pada bus listrik generasi pertamanya, PT INKA (Persero) sudah mencapai 42 persen dan pada tahun ini telah mencapai 60 persen TKDN. Selanjutnya sedang ditingkatkan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi yang mengikutsertakan industri lokal dalam pembuatan bus listrik,” ujar Andy.

Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono mengungkapkan, tujuan dibentuknya kerja sama strategis ini untuk mewujudkan ekosistem transportasi berbasis listrik dengan memadukan kompetensi serta sumber daya yang dimiliki masing-masing pihak. “Nantinya, kerja bareng difokuskan pada 4 hal.

"Yakni riset dan pengembangan, co-manufacture, repower atau konversi kendaraan konvensional menjadi listrik, dan pengembangan ekosistem yang berkelanjutan,” ujarnya.

Menurut Gilarsi, dalam hal riset dan pengembangan, para pihak terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan atau universitas baik yang telah bekerja sama dengan INKA maupun VKTR. Dalam hal konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik (repower) kerja sama akan dilaksanakan dalam hal proses konversi serta desain dan manufaktur komponen-komponen yang dibutuhkan.

“Dalam hal pengembangan ekosistem berkelanjutan, kerja sama akan dilaksanakan dalam bentuk pengadaan transportasi berbasis listrik yang lebih ramah lingkungan untuk sejumlah destinasi wisata. Target utama kami antara lain area Sarangan, Bromo, Borobudur dan Dieng,” kata Gilarsi.

Direktur Pemasaran PT Barata Indonesia (Persero), Sulistyo Handoko menyambut positif kerja sama tersebut. Sebagai perusahaan manufaktur nasional, Barata Indonesia memiliki kapasitas manufaktur dengan kelengkapan infrastuktur di berbagai industri. Tidak hanya itu, Barata Indonesia juga diakuinya siap mendukung kebutuhan industri transportasi nasional dengan TKDN yang tinggi.

”Kami terus berinovasi dalam pengembangan kompetensi produk casting untuk menghasilkan berbagai jenis produk komponen industri yang berdaya saing dan bisa mensubtitusi komponen impor. Kami menyambut baik kolaborasi ini. Tidak hanya menghadirkan manfaat bagi bisnis, tapi juga berkontribusi terhadap kemajuan industri manufaktur nasional," kata Sulistyo.

Sulistyo menambahkan, nantinya PT Barata Indonesia akan melakukan produksi casting untuk komponen bus listrik tersebut. Mulai dari Front Swing Arm, Front Disc Brake Casing, Front Wheel Hub, Steering Link, serta Front Connector Pad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement