Senin 19 Sep 2022 09:58 WIB

Pengunjung di Pasar Legi Solo Sepi, Pedagang Keluhkan Aturan Parkir

Tri mengatakan parkir untuk pengunjung terkesan rumit.

Rep: c02/ Red: Fernan Rahadi
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, bersama Ketua DPR RI, Puan Maharani, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, saat memberikan keterangan kepada wartawan seusai meresmikan Pasar Legi di Solo, Jawa Tengah, Kamis (20/1).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, bersama Ketua DPR RI, Puan Maharani, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, saat memberikan keterangan kepada wartawan seusai meresmikan Pasar Legi di Solo, Jawa Tengah, Kamis (20/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Beberapa pedagang di Pasar Legi, Kota Solo, mengeluhkan kondisi pasar yang sepi pengunjung dan parkir yang berbelit, Ahad (18/9/2022).

Salah satu pedagang di Pasar Legi Tri Wahyuni mengatakan aturan parkir yang sekarang tidak ramah pengunjung. Menurutnya, hal tersebut membuat pengunjung mengurungkan niatnya untuk membeli di lapaknya.

"Ya parkirnya jangan dipersulit (untuk pengunjung). Masa mau beli beras sekilo harus muter-muter parkirnya jadi yang harusnya beli sini tidak jadi karena kejauhan," kata Tri, Ahad (18/9/2022).

Tri mengatakan parkir untuk pengunjung terkesan rumit. Apalagi bagi mereka yang hanya membeli dalam jumlah kecil tidak memakai jasa kuli angkut.

 

"Parkirnya rumit, kalau (beli) banyak ada jasa angkut jadi orang itu milih beli di dekat mereka parkir," katanya.

Tri juga mengeluhkan kondisi pasarnya yang sepi. Namun, ia juga tidak mengetahui apa penyebab pembeli tidak lagi datang ke Pasar Legi.

"Pasarnya kok kayak begini (sepi), juga tidak boleh parkir di sini harus ke sana. apa orang beli itu tidak mau di sini apa gimana," keluhnya.

Senada dengan hal tersebut, Painah juga mengungkapkan hal yang sama. Mungkin minat pembeli itu juga dipengaruhi dengan sistem parkir yang ada.

"Ya bedanya kalau di pinggir jalan lewat langsung ambil. Kalau sekarang mungkin karena parkirnya kejauhan jadi kurang nyaman, itu mungkin buat pembeli jadi aras arasen (ogah ogahan-Red)," jelasnya. 

Selain itu, ketika Painah disinggung soal dampak pendapatan Painah tidak menjelaskan secara detail. Namun ia mengatakan kalau dulu ia mampu menjual cabai 19 karung dalam sehari.

"Ada perbedaan pendapatan dulu (pasar sebelum kebakaran 2017) mau berapa karung pun habis, sekarang mau tiga karung susah," terangnya.

Sementara itu, pihak Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo mengatakan bahwa tata kelola parkir yang ada di Pasar Legi sudah sesuai dengan kesepakatan yang ada antar elemen yang ada di sana. Menurutnya, jarak antara tempat parkir dan kios pedagang dinilai juga tidak terlalu jauh.

"Intinya kita menertibkan pengunjung yang datang ke pasar Legi. Kalau pedagang pengennya ada yang datang depan toko biar tidak terlalu jauh. Tapi itu sudah diatur, saya kira juga tidak terlalu jauh karena sudah di dalam kompleks," jelas Kabid Angkutan dan Perparkiran, Yulianto Nugroho.

Menurut Yulianto, pihaknya tidak menjauhkan pedagang dari pembeli. Ia mengatakan bahwa pengaturan tersebut agar kondisi pasar rapi tidak semrawut.

"Kalau ada keluhan dari pedagang kita tidak menjauhkan (pelanggan) itu cuma mengatur sirkulasinya agar rapi, tidak mawut," katanya.

Pihaknya juga menerima apabila ada masukan dari pedagang. Menurutnya pengaturan tersebut juga atas kesepakatan bersama agar tercipta suasana pasar yang teratur dan tidak berjubel.

"Ya mengakomodir (saran) kita lihat masukan, kita tampung. Tetap tujuan kita menyejahterakan semuanya dan tidak mempersulit. Itu intinya. Cuma diatur sedemikian rupa, agar suasananya rapi, teratur, tidak berjubel," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement