Senin 19 Sep 2022 16:39 WIB

Empat Organisasi Jurnalis Kediri Keberatan atas Tuduhan Kekerasan terhadap Suporter

AJI, PWI, IJTI dan PFI memastikan pelaku bukan jurnalis/wartawan Kediri.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Petugas mengamankan suporter saat laga Liga 1 angara Persik Kediri melawan Arema FC di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (17/9/2022).
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Petugas mengamankan suporter saat laga Liga 1 angara Persik Kediri melawan Arema FC di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (17/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI -- Sebanyak empat organisasi jurnalis yang terdiri atas AJI Kediri, PWI Perwakilan Kediri, IJTI Korda Kediri dan PFI Surabaya menyatakan keberatan atas tuduhan kekerasan terhadap suporter Arema FC saat laga melawan Persik Kediri di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, Sabtu (17/9/2022). Hal ini diungkapkan mengingat terdapat pernyataan Media Officer (MO dan Panitia Pelaksana (Panpel) Persik Kediri yang menyudutkan jurnalis/wartawan Kediri telah melakukan aksi kekerasan tersebut.

Setidaknya ada empat poin yang disampaikan para perwakilan jurnalis di Kediri. Pertama, jurnalis/wartawan tidak mendukung tindakan kekerasan apapun termasuk dalam sepak bola. Kedua, oganisasi profesi jurnalis/wartawan yang terdiri dari AJI, PWI, IJTI dan PFI memastikan pelaku bukan jurnalis/wartawan Kediri.

Baca Juga

Poin ketiga, organisasi profesi jurnalis mendesak panpel media officer Persik Kediri menemukan pelaku dalam waktu 1x24 jam setelah rilis ini disampaikan. "Dan mengumumkan hasilnya ke publik. Pelaku wajib memohon maaf ke semua pihak," kata mereka dalam pernyataan resmi yang diterima Republika, Senin (19/9/2022).

Poin terakhir, keempat organisasi jurnalis menyayangkan rilis wartawan yang dibuat media officer Persik Kediri. Rilis tersebut menyebut ‘oknum media’ sebagai terduga pelaku kekerasan. Sebab itu, keempat organisasi jurnalis menuntut media officer menyampaikan permohonan maaf.

Sebelumnya, Panpel Persik Kediri dalam rilis resminya mengutuk keras dan tidak mentolerir adanya aksi kekerasan dalam bentuk apapun di sepak bola tanah air. Dalam hal ini termasuk dugaan kekerasan yang dilakukan oleh oknum media.

Seperti diketahui, telah terjadi dugaan kekerasan yang dilakukan oknum media saat laga antara Persik Kediri melawan Arema FC di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, Sabtu (17/9/2022). Kejadian ini mendapat perhatian serius dari panpel Persik Kediri. 

Media Officer Persik Kediri, Haryanto menyatakan, saat ini pihaknya masih terus melakukan pendalaman dan mencari tahu pelakunya. Namun sebagai panpel dan media officer Persik Kediri, dia menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian tersebut. "Ini merupakan pengalaman berharga dan kami berharap yang terakhir kalinya serta tidak terulang lagi ke depannya,” ungkap Haryanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement