Selasa 25 Oct 2022 13:24 WIB

Pakar Ingatkan Orang Tua Tetap Tenang Sikapi Merebaknya Gagal Ginjal Akut

Ginjal memiliki fungsi utama sebagai penyaring darah.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pakar Ingatkan Orang Tua Tetap Tenang Sikapi Merebaknya Gagal Ginjal Akut (ilustrasi).
Foto: pixabay
Pakar Ingatkan Orang Tua Tetap Tenang Sikapi Merebaknya Gagal Ginjal Akut (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Ahli nefrologi Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Riza Kurniawan mengatakan, gangguan ginjal akut progresif atipikal atau yang saat ini dikenal dengan gangguan ginjal misterius masih belum diketahui penyebabnya secara pasti. Padahal, kata dia, setiap gangguan ginjal harus diketahui penyebabnya.

Riza mengingatkan, menyikapi masih banyaknya rumor dan asumsi yang beredar di masyarakat, orang tua agar tetap tenang dalam menyikapi penyakit ino. “Jangan panik, kalau memang ada keluhan seperti produksi urin yang berkurang maka segera bawa ke dokter,” kata Riza, Selasa (25/10).

Baca Juga

Riza mengatakan, gangguan ginjal akut progresif atipikal ini sama halnya dengan gangguan ginjal akut yang bisa terjadi. Ia mengatakan, yang menjadi perbedaan adalah perbukuran yang cepat dan penyebabnya yang belum diketahui. Maka dari itu, hal yang harus dilakukan ialah tetap tenang dan mengikuti arahan dari Kemenkes.

“Ikuti saja arahan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan sampai hasil penelitian terbukti secara benar, sembari memantau produksi urin anak,” ujar Riza.

Riza menjelaskan, ginjal merupakan salah satu organ yang penting dalam tubuh. Ginjal memiliki fungsi utama sebagai penyaring darah dari segala zat yang tidak diperlukan tubuh sebelum darah diedarkan ke seluruh tubuh. Selain itu, ginjal punya fungsi mengatur keseimbangan, mengatur tekanan darah, hingga proses terciptanya hormon penting dalam tubuh.

Sama halnya dengan organ lain, ginjal dapat mengalami berbagai permasalahan. "Salah satu permasalahan yang dapat terjadi adalah gangguan ginjal akut. Masalah itu tidak hanya terjadi pada orang dewasa, namun anak juga memiliki risiko yang sama," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement