Rabu 26 Oct 2022 22:18 WIB

Pemkab Mojokerto Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

Akibat cuaca yang tidak menentu itu dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi.

Pemkab Mojokerto Antisipasi Bencana Hidrometeorologi (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Pemkab Mojokerto Antisipasi Bencana Hidrometeorologi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MOJOKERTO -- Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur menggelar rapat koordinasi bersama pemangku kepentingan di kabupaten setempat guna mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi.

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengatakan rapat koordinasi itu dilakukan mengingat beberapa hari terakhir daerah di Jawa Timur mengalami bencana hidrometeorologi. "Akibat cuaca yang tidak menentu itu dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi," ujarnya.

Baca Juga

Ia mengatakan beberapa hari terakhir daerah di Jawa Timur mengalami bencana hidrometeorologi, seperti Kabupaten Malang, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Sidoarjo, dan beberapa daerah yang lain.Kabupaten Mojokerto, katanya, secara geografis dan geologis berpotensi terjadi bencana, terlebih saat ini sudah memasuki fase peralihan musim dari kemarau ke musim hujan atau pancaroba. "Sehingga, kami seluruh pihak perlu untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan, baik personel secara individu maupun sumber daya peralatan yang dimiliki," ujarnya, Rabu (26/10/2022).

Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto itu menekankan untuk terus mensosialisasikan kepada masyarakat tentang potensi kebencanaan sekaligus mitigasi bencana secara berkelanjutan, sehingga masyarakat Kabupaten Mojokerto dapat terlibat secara aktif dalam proses antisipasi maupun penanggulangan saat bencana terjadi.

"Apalagi, di Kabupaten Mojokerto telah dibentuk desa tangguh bencana dan kampung siaga bencana, dimana pengoptimalan partisipasi masyarakat dan pelibatan komponen tingkat dasar akan sangat membantu dalam upaya mitigasi bencana di daerah itu," ujarnya.

Ia mengatakan ada beberapa hal yang harus dilakukan, yang pertama terus meningkatkan sinergi antarpemangku kepentingan dalam upaya pencegahan, mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.

Kedua, melakukan persiapan terkait rencana kontijensi yang telah disusun dan disesuaikan dengan tata kelola kedaruratan protokol kesehatan, termasuk penyediaan sarana prasarana kesiapsiagaan yang dapat dilaksanakan semua pihak dan kesiapan untuk menangani bencana secara tuntas.

Ketiga, melakukan pendekatan secara preventif kepada masyarakat terkait peran serta mereka dalam menghadapi bencana alam dan keempat, menyiapkan mental dan fisik yang prima serta dilandasi komitmen moral dan disiplin kerja yang tinggi sekaligus menghindari ego sektoral dalam penanganan bencana.

Sedangkan kelima, melakukan pelatihan secara intensif dan terpadu terhadap personel yang akan ditugaskan, sehingga mereka siap dalam menjalankan tugas.

Selanjutnya, kata dia, melakukan pengecekan secara intensif dan berkala terhadap seluruh peralatan SAR pada masing-masing instansi agar peralatan tersebut siap pakai pada saat dibutuhkan dalam penanggulangan bencana alam. "Yang terakhir, selalu menjaga kesehatan dan tetap patuhi protokol kesehatan dalam pelaksanaan tugas agar anggota yang bertugas di lapangan dapat menjalankan tugas secara optimal," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement