Kamis 03 Nov 2022 17:02 WIB

Ada Rute Baru Trans Jogja, Masyarakat Diharap Beralih ke Angkutan Umum

Pertumbuhan kendaraan tidak sebanding dengan pertumbuhan infrastruktur jalan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Bus Transjogja
Foto: Antara/Kurniawan Arie Wibowo
Bus Transjogja

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Rute baru Trans Jogja dari Kota Yogyakarta ke Kabupaten Bantul yakni Ngabean-Palbapang sudah mulai dioperasikan November 2022 ini. Penambahan rute baru tersebut diharapkan dapat mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan umum.

 

Pasalnya, dengan rute baru yang dibuka hingga Bantul ini memberikan alternatif transportasi kepada masyarakat, termasuk wisatawan. Hal ini juga didukung dengan tarif Trans Jogja yang terjangkau.

"(Tarif untuk) Pelajar Rp 6.000 yang reguler, berlangganan Rp 2.700, yang bayar tunai Rp 3.600, ini sangat murah. Ini akan merangsang adanya transformasi dari mobil pribadi ke angkutan umum," kata Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, usai peresmian rute baru Trans Jogja Ngabean-Palbapang di Terminal Palbapang, Bantul, Kamis (3/11/2022).

Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana mengatakan, subsidi transportasi umum untuk Provinsi DIY sendiri cukup besar. Per tahun, subsidi transportasi bagi DIY mencapai sekitar Rp 140 miliar.

Dengan subsidi ini, seharusnya layanan transportasi umum bagi masyarakat di DIY dapat menjadi lebih baik. Dengan harapan, kata Huda, lebih banyak masyarakat yang beralih ke angkutan umum dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi.

"Semakin banyak yang naik kendaraan umum, itu indikator suksesnya anggaran itu diluncurkan. Dan semakin naik penggunaan kendaraan pribadi, itu indikator tidak sukses. Bukan PAD yang masuk yang diharapkan, kita tidak terlalu mengharapkan itu, yang kita harapkan betapa kemudian masyarakat itu semakin banyak yang memakai kendaraan umum yang akan menggantikan kendaraan pribadi," kata Huda.

Beralihnya masyarakat ke angkutan umum, juga akan berdampak besar dengan berkurangnya kemacetan di daerah-daerah pusat kota di DIY. Sebab, saat ini penggunaan kendaraan pribadi di DIY masih tinggi dibandingkan angkutan umum.

"Kemacetan bisa dikurangi, kami mensupport selalu kegiatan ini dan (penambahan rute baru) ini kolaborasi yang bagus. Harapannya kolaborasi ini berjalan terus dan ditambah perbaikannya," ujar Huda.

Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Suharto, juga mengatakan penambahan kendaraan saat ini di DIY tidak sebanding dengan pertumbuhan infrastruktur jalan. Terlebih, di pusat-pusat kota seperti di Kota Yogyakarta, luas jalan masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan kendaraan yang ada.

"Pertumbuhan kendaraan tidak sebanding dengan pertumbuhan infrastruktur jalan, tentunya ini akan berakibat pada masalah kemacetan pada titik-titik tertentu," kata Suharto.

Dengan bertambahnya rute baru Trans Jogja ke Bantul ini, dapat menjadi pilihan bagi masyarakat untuk beralih ke angkutan umum. Selain itu, juga memberikan keringanan kepada masyarakat mengingat tarifnya yang terjangkau di tengah tekanan kenaikan harga BBM.

"selain itu, ada pertimbangan bagaimana adanya penyesuaian harga BBM, ini juga memberikan dampak ke seluruh masyarakat. Lahirnya angkutan umum ini setidaknya memberikan keringanan kepada masyarakat karena tarifnya sangat murah dan bisa terintegrasi kepada rute-rute yang lain," ujarnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti juga mengatakan bahwa tarif Trans Jogja masih sama. Sejak awal adanya peningkatan harga BBM, tidak diikuti dengan kenaikan tarif Trans Jogja. "Tarif masih sama," kata Made.

Ia menuturkan, pihaknya terus berupaya dalam memaksimalkan layanan angkutan umum bagi masyarakat. Rute baru Trans Jogja dari Kota Yogyakarta ke Bantul ini masih akan terus dievaluasi ke depannya.

"Ini kita sudah semaksimal mungkin untuk memberikan layanan kepada masyarakat. Kita baru awalan, tidak mungkin semua ideal, kita masih butuh banyak evaluasi," ujar Made.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement