Kamis 10 Nov 2022 08:42 WIB

Gelar Pentas Budaya 'Lanang Lenggeran' Hadirkan 100 Penari

Saat pandemi banyak seniman lengger yang berhenti beraktivitas kebudayaan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Penari Lengger Lanang Banyumas.
Foto: Dok. Yayasan Budaya Langgengsari
Penari Lengger Lanang Banyumas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS - Seratus seniman lengger siap tampil dalam gelaran Pentas Lanang Lenggeran pada Sabtu (19/11/22) malam. Acara ini digelar oleh Yayasan Budaya Langgengsari bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di Lapangan Desa Pandak, Baturraden, Jawa Tengah.

Setidaknya seratus seniman lengger mulai dari lengger lanang, penari wanita, hingga pemain calung akan berpartisipasi dalam kegiatan ini. Menurut Program Director pementasan Gilang Akbar, kegiatan ini merupakan upaya memulihkan kembali ekonomi nasional melalui sektor budaya pasca pandemi covid-19.

Pandemi yang terjadi dua tahun kebelakang sangat berdampak terhadap para seniman di wilayah Banyumas Raya. “Berawal dari diskusi saya dengan teman-teman pelaku budaya di Banyumas, karena covid ini mereka nyaris tidak mendapatkan pemasukan sama sekali. Sebagian dari mereka bahkan ada yang banting setir untuk bekerja kasar, padahal mereka adalah pilar utama pelestarian budaya Banyumas,” katanya.

Berdasarkan hasil diskusi tersebutlah maka pihaknya mencoba membuat pagelaran seni lenggeran, gayung bersambut ternyata upaya ini mendapat apresiasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Harapannya acara ini mampu kembali menggairahkan budaya dan wisata Banyumas.

Sementara itu, Ketua Yayasan Langgengsari, Suntoro yang juga merupakan seorang pelestari lengger lanang mengungkapkan, dirinya bersama dengan beberapa temannya mencoba melakukan pendataan penari lengger lanang yang berada di wilayah Banyumas Raya. Apalagi saat pandemi banyak seniman lengger yang berhenti beraktivitas kebudayaan.

"Kami mencoba melakukan mapping dan mendata kembali keberadaan mereka. Menurut kami ini penting untuk database pelestarian budaya Banyumas khususnya lengger lanang," ujarnya.

Berdasarkan pendataan tersebut setidaknya kini Yayasan Langgengsari menemukan sekitar 85 orang pelaku seni lengger lanang yang berada di wilayah Banyumas Raya. Ada 45 penari asal Banyumas, 19 penari asal Kebumen, 10 penari asal Purbalingga, dan sisanya berasal dari Banjarnegara dan Cilacap.

Mereka seluruhnya adalah seniman dan pelaku budaya yang memang sebelum pandemi aktif melestarikan budaya lengger lanang. Dalam pementasan nanti, mereka akan menggelar tarian dengan konsep lengger dari masa ke masa.

Semua konsep itu disajikan dalam tarian yang berdurasi hampir 40 menit. "Dahulu sejarah lengger adalah sebuah apresiasi pada Sang Pencipta atas kesuburan tanah Banyumas. Kemudian ada lagi cerita bagaimana peran para penari lengger lanang dalam masa kemerdekaan, orde lama, orde baru, hingga akhirnya lengger kini bisa berbaur dengan budaya dari luar seperti asal Tiongkok dan Arab," jelas dia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement