Senin 21 Nov 2022 16:38 WIB

Pentas Lanang Lenggeran Banyumas Sukses Pukau Penonton

Mereka adalah pilar utama pelestarian budaya Banyumas.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Penampilan 100  seniman lengger lanang dalam gelaran Pentas Lanang Lenggeran diadakan pada Sabtu (19/11/22) malam di  Lapangan Desa Pandak, Baturraden Kabupaten Banyumas.
Foto: Dok. Pemkab Banyumas
Penampilan 100 seniman lengger lanang dalam gelaran Pentas Lanang Lenggeran diadakan pada Sabtu (19/11/22) malam di Lapangan Desa Pandak, Baturraden Kabupaten Banyumas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Penampilan 100 seniman lengger lanang dalam gelaran Pentas Lanang Lenggeran Yayasan Budaya Langgengsari bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi berhasil 'menghipnotis' ribuan penonton. Acara ini diadakan di Lapangan Desa Pandak, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Para penari sukses memberikan kemeriahan untuk ribuan penonton selama lebih dari 40 menit. Bupati Banyumas Achmad Husein bersama Ketua Tim Penggerak PKK Ny Erna Sulistyawati Achmad Husein ikut berbaur dengan masyarakat dan menyaksikan pementasan Lanang Lenggeran.

Bupati Banyumas mengaku sangat mengapresiasi penyelenggara yang sukses menyelenggarakan kegiatan. Hal ini terlihat dengan hadirnya 100 Lengger Lanang di eks Karesidenan Banyumas dan ribuan penonton di lapangan ini. "Ini artinya seni Lengger masih disukai masyarakat. Apalagi Lengger Lanang hanya ada di Banyumas," kata dia.

Dalam pementasan digelar tarian dengan konsep Lengger dari masa ke masa. Diawali dengan sejarah Lengger itu adalah sebuah apresiasi pada Sang Pencipta atas kesuburan tanah Banyumas.

Kemudian ada lagi cerita bagaimana peran para penari Lengger Lanang dalam masa kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, hingga akhirnya lengger kini bisa berbaur dengan budaya dari luar seperti asal Tiongkok dan Arab.

Menurut Program Director Pementasan, Gilang Akbar menuturkan, kegiatan ini merupakan upaya memulihkan kembali ekonomi nasional melalui sektor budaya pasca pandemi Covid-19. Pandemi yang terjadi dua tahun ke belakang sangat berdampak terhadap para seniman di wilayah Banyumas Raya.

“Berawal dari diskusi saya dengan teman-teman pelaku budaya di Banyumas, karena covid ini mereka nyaris tidak mendapatkan pemasukan sama sekali. Sebagian dari mereka bahkan ada yang banting setir untuk bekerja kasar, padahal mereka adalah pilar utama pelestarian budaya Banyumas,” kata Gilang.

Terkait dengan dipilihnya Desa Pandak, Gilang mengatakan sudah ada kesepakatan antara pihaknya dengan Desa Pandak yang sudah memiliki Kelompok Sadar Wisata. "Banyak tawaran sebenarnya, tapi kami sudah berkomitmen untuk menggelar pementasan di Desa Pandak sekaligus sebagai pemberdayaan ekonomi masyarakat," jelasnya.

Sementara itu Ketua Yayasan Langgengsari, Suntoro yang juga merupakan seorang pelestari Lengger Lanang mengungkapkan, dirinya bersama dengan beberapa temannya mencoba melakukan pendataan penari Lengger Lanang yang berada di wilayah Banyumas Raya.

“Akibat pandemi banyak seniman lengger yang berhenti beraktivitas kebudayaan. Kami mencoba melakukan mapping dan mendata kembali keberadaan mereka. Menurut kami ini penting untuk database pelestarian budaya Banyumas khususnya Lengger Lanang,” ujar Suntoro.

Berdasarkan pendataan tersebut setidaknya kini Yayasan Langgengsari menemukan sekitar 85 orang pelaku seni lengger lanang yang berada di wilayah Banyumas Raya. Ada 45 penari asal Banyumas, 19 penari asal Kebumen, 10 penari asal Purbalingga, dan sisanya berasal dari Banjarnegara dan Cilacap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement