Kamis 24 Nov 2022 23:15 WIB

Trenggalek Dorong Pengembangan Kawasan Inklusi di Desa-Kelurahan

Kampung inklusi itu tempat rehabilitasi sosial penyandang disabilitas

Trenggalek Dorong Pengembangan Kawasan Inklusi di Desa-Kelurahan (ilustrasi).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Trenggalek Dorong Pengembangan Kawasan Inklusi di Desa-Kelurahan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,TRENGGALEK -- Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mendorong pengembangan kawasan inklusi atau kawasan ramah disabilitas dimulai dari tingkat desa dan kelurahan di daerah tersebut.

"Satu desa atau kampung inklusi telah dibentuk. Semoga hal ini menular ke desa/kelurahan lainnya," kata Wakil Bupati Trenggalek Syah Muhamad Natanegara di Trenggalek, Kamis (24/11/2022).

Baca Juga

Satu kampung inklusi yang sudah terbentuk di Kecamatan Munjungan dengan nama Kampung Inklusi Edi Peni.

Kampung inklusi itu tempat rehabilitasi sosial penyandang disabilitas dan kelompok rentan berbasis komunitas, kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah.

Dia mengharapkan keberadaan kampung inklusimenjadi sarana kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam melakukan rehabilitasi sosial secara swadaya.

Sebab, lanjut dia, disabilitas dan kelompok rentan bagian kelompok masyarakat yang membutuhkan perhatian lebih ketimbang lainnya.

Adanya Kampung Edi Peni diharapkan menginspirasi lahirnya kampung serupa di daerah Trenggalek lainnya.

"Ini selaras dengan salah satu cita-cita kita menjadikan Kabupaten Trenggalek sebagai kabupaten yang ramah disabilitas, anak dan perempuan yang biasa kita sebut sebagai kabupaten inklusif," katanya.

Untuk mewujudkan kabupaten inklusif, Syah menyatakan bahwa Kabupaten Trenggalek sudah membuat sejumlah program yang mengarah pada kesetaraan masyarakat, di antaranya program Sepeda Keren (Sekolah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan).

Selain itu, Musyawarah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan (Musrena Keren). Program itu menjadi ruang bagi mereka untuk ikut bersuara dalam menentukan arah pembangunan.

"Itu menjadi tempat pelatihan dan wadah bagi mereka untuk menyuarakan unek-uneknya," ujarnya.

Pelatihan itu menjadi sarana melatih kemandirian mereka sehingga bisa produktif dan mampu hidup secara mandiri.

Tingkat produktivitas tersebut jangka panjangnya diharapkan berdampak pada turunnya angka kemiskinan sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan para penyandang disabilitas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement