Ahad 04 Dec 2022 16:09 WIB

Dianggap Belum Lengkap, Taman Botani Baturraden Diusulkan Berubah Nama

Pembangunan objek wisata ini yang sudah mencapai 95 persen.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Bupati Banyumas Achmad Husein saat meninjau pembangunan Taman Botani Baturraden, Kamis (1/12/22).
Foto: Pemkab Banyumas
Bupati Banyumas Achmad Husein saat meninjau pembangunan Taman Botani Baturraden, Kamis (1/12/22).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS - Taman Botani Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, yang rencananya dibuka pada 20 Desember mendatang, diusulkan untuk diubah namanya. Hal ini mengingat koleksi tanaman yang seharusnya ada di taman tersebut dianggap masih belum mencukupi.

Wacana ini diusulkan oleh Bupati Banyumas Achmad Husein beberapa waktu lalu saat memantau kemajuan pembangunan objek wisata ini yang sudah mencapai 95 persen. "Terkait perubahan nama Taman Botani kami masih dalam pembahasan," ujar Kabid Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Banyumas, Wardoyo, kepada Republika.co.id, Ahad (4/12/2022).

Ia memaparkan, saat ini spesies tanaman yang ada antara lain berbagai macam anggrek vanda, anggrek bulan, anggrek tanah, anggrek tebu, buah merah Papua, gustavia superba, senggani, palem ekor tupai, tabebuya, dadap Bali, melati Bali, bermacam soka, bromelia, bonsai, tekomasta, dan pinus.

Berbagai spesies tanaman tersebut akan ditanam di empat rumah kaca (green house). Rumah kaca pertama berisi tanaman langka. Kedua, tanaman anggrek, ketiga untuk jenis-jenis bromelia dan keempat untuk tanaman jenis kaktus.

Untuk wisata edukasi, pihak Dinporabudpar tengah berupaya untuk melibatkan akademisi agar taman ini bisa sesuai dengan tujuan awal yakni wisata edukasi botani.

"Kami upayakan begitu, mengingat itemnya cukup banyak dan perlu masukan dari akademisi," kata Wardoyo.

Setelah taman resmi selesai, nantinya pengelolaan taman diserahkan kepada Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pariwisata Baturraden. Menurut Direktur Utama BLUD UPT Pariwisata Baturraden, Yanuar Pratama, ia masih belum mendapatkan informasi mengenai perubahan nama Taman Botani.

"Kami menunggu proyeknya selesai dan diserahkan kepada kami. Urusan mengenai nama semuanya tergantung pada Dinporabudpar, kami hanya mengelola," kata Yanuar.

Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein menganggap bahwa meski beragam, koleksi tanaman di taman ini dianggap masih kurang banyak, sehingga ia mengusulkan nama tersebut untuk diubah. "Jadi ini yang bisa dijual itu pemandangannya, bukan edukasinya,"ujar bupati.

Oleh sebab itu, ia menyarankan agar nama Taman Botani untuk diubah. Apalagi mengingat faktanya taman yang akan dibuka dalam waktu dekat itu belum cukup memenuhi ekspektasi masyarakat sebagai taman yang mengoleksi berbagai macam jenis botani.

"Karena setelah melihat fakta, masyarakat bisa kecewa. Nanti ada yang tanya, mana botaninya?" ujarnya.

Pembangunan taman ini menggunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 1,7 miliar. Beberapa kali rencana pembukaan taman sempat tertunda akibat masalah dengan penyedia jasa proyek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement